Presiden Jokowi

Jakarta, Aktual.com – Penegasan Presiden Jokowi dihadapan tiga angkatan bersenjata Republik Indonesia dinilai sebagai bentuk pembelaan terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Sebab, pasca pernyataan Panglima TNI bahwa akan masuk 5.000 senjata api ilegal membuatnya dalam posisi dipojokan pihak tertentu.

“Ini justru bentuk pembelaan Presiden terhadap Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang belakangan kerap dipojokkan dengan pernyataannya soal 5.000 senjata ilegal,” kata Pengamat Politik Universitas Jayabaya Igor Dirgantara saat dihubungi, di Jakarta, ditulis Rabu (4/10).

“Esensi dari ucapan Panglima yang sempat heboh itu kan intinya bukan semata ‘soal senjatanya’ saja, tetapi ada oknum yang diduga  “mencatut nama Presiden” soal pembelian senjata tersebut,” tambahnya.

Ia juga membaca bahwa sikap presiden menunjukan sebenarnya mantan gubernur DKI Jakarta itu mengerti adanya miskordinasi antar sesama institusi pemerintahan.

“Itu berarti Presiden sebenarnya dengan jitu berhasil ungkap pentingnya kerjasama antar instansi di pemerintahan yang dipimpinnya. Tanpa lack of communication antar lembaga tinggi negara,” ujar dia.

Masih dikatakan Igor, pembelaan Presiden terhadap Panglima TNI Gatot Nurmantyo bukan kali ini saja, di rapat kabinet, sebelumnya presiden juga menyempatkan diri untuk Nobar film G30S PKI bersama Panglima TNI di Markas TNI  Suryakancana Bogor.

“Bisa jadi ini indikasi bahwa presiden menyukai figur seperti Panglima Gatot Nurmantyo yang dirasa pas untuk menjadi pasangannya di Pilpres 2019 nanti. Selain berlatar belakang militer, Gatot juga disukai oleh kelompok pemilih muslim di Indonesia,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka