Pemandangan sawah Subak Lepang  dengan latar belakang Gunung Agung di Desa Rendang, Kalrangasem, Bali (2/10). Akibat gempuran pariwisata dan perkembangan jaman, menimbulkan dampak alih fungsi lahan khususnya disektor pertanian yang merembet ke Subak atau sistem pengairan ciri khas sistem irigasi di Bali. Sistem Subak di Bali tidak hanya sebagai warisan budaya yang terdaftar sebagai badan warisan dunia Unesco sejak tahun 2012 sehingga hal ini tidak saja menjadi tanggung jawab masyarakat Bali untuk menjaga sistem pengairan subak. AKTUAL/Tino Oktaviano

‎Karangasem, Aktual.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei menjelaskan, postensi erupsi Gunung Agung masih belum berubah.

Berdasarkan analisa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), probabilitas untuk terjadinya letusan masih tetap tinggi ketimbang probabilitas tidak terjadi erupsi. Namun, Willem mengaku institusinya telah siap menghadapi situasi terburuk sekalipun.

‎”Potensi untuk erupsi masih belum berubah dan kita tetap siap menghadapi situasi terburuk kalau itu terjadi. Pengamatan sampai tadi pagi masih ada unsur ketidakpastian, apakah terjadi erupsi, kapan dan besarannya. Tapi diprediksi tidak sebesar letusan Gunung Agung tahun 1963,” kata Willem, Kamis (12/10).‎

Tahun 1963, Volcanic Explosivity Index‎ (VEI) atau indeks letusan Gunung Agung ‎berada pada skala V. Saat ini, jika kembali erupsi, berdasarkan perhitungan PVMBG indeks letusannya berada pada level III.

“Untuk sekarang berdasarkan perhitungan PVMBG tidak lebih besar dari III. Harapan kita tentu tidak erupsi, tapi kita sudah menyiapkan diri untuk skenario terburuk,” tegas dia.

‎Sementara itu, Willem menyebut jumlah pengungsi Gunung Agung selalu dinamis. “Jumlah pengungsi itu selalu dinamis karena pergerakan dari pengungsi itu sendiri. Ada yang kembali, ada yang pindah. Tapi prinsipnya kita siapkan dukungan untuk pengungsi yang ada. Kalau jumlah akurat setiap jam berubah. Oleh karena itu, tidak ada jumlah yang tetap,” ujarnya.

Laporan: Bobby Andalan

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid