Karangasem, Aktual.com – Gempa tremor non-harmonic sudah terasa di Gunung Agung. Dalam laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang disusun oleh I Nengah Wardana, gempa tremor non-harmonic sebanyak tiga kali, amplitudo: 1.5-4 mm dengan durasi urasi : 80-140 detik.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil menjelaskan, tremor non-harmonic sering juga disebut spasmodic burst atau spasmodic tremor. “Dia adalah rentetan beberapa gempa vulkanik di mana satu gempa muncul sebelum gempa sebelumnya selesai. Secara fisis merefleksikan aliran fluida magmatik (gas, liquid atau solid),” kata Devy dalam siaran persnya, Kamis (12/10).
Menurutnya, di dunia tak melulu semua tremor seperti ini diikuti letusan. Kecuali, kalau terjadi secara terus menerus. “Manifestasi permukaan bisa hanya berupa pelepasan gas atau asap ke permukaan,” jelas dia.
Tremor harmonik, Devy melanjutkan, bisa terjadi jika aliran fluida mengakibatkan bergeraknya conduit dan membuat resonance effect atau efek resonansi. Devy berharap manifestasi di permukaan hanya berupa gas dan asap saja. Jadi, tekanan di bawah perut Gunung Agung cepat habis.
Laporan Bobby Andalan
Artikel ini ditulis oleh: