Jakarta, Aktual.com – PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) akan membangun pabrik pemurnian (smelter) aluminium di Kalimantan Utara (Kaltara) dengan investasi sekitar 2 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp27 triliun (kurs Rp13.507 per dolar AS).
“Saat ini proses pembangunan memasuki tahap pematangan lahan. Dibangun mulai tahun 2022 dan selesai diperkirakan pada tahun 2025,” kata Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta, Jumat (13/10).
Menurut Budi, kapasitas fasilitas pemurnian aluminium yang berlokasi di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kaltara itu ditargetkan sebesar 500.000 sampai dengan 1,5 juta ton aluminium yang dibangun bertahap.
Selain itu juga diproduksi produk turunan aluminium berupa produk turunan baja gulung (wire rod) 100.000 ton per tahun dan logam paduan (alloy).
Dengan pembangunan smelter di Kaltar tambah Budi, total produksi Inalum bisa meningkat signifikan dari saat ini hanya sekitar 250.000 ton per tahun yan dihasilkan di pabrik Kuala Tanjung.
Sementara itu, Direktur Operasi dan Plt Direktur Pengembangan Inalum Sahala Hasoloan Sijabat mengatakan investasi 2 miliar dolar tersebut tidak termasuk untuk pembangunan PLTA.
Alasan pemilihan Kaltara karena selain dekat dengan sumber bahan baku bauksit, juga karena di daerah ini terdapat potensi PLTA dari sungai-sungai di wilayah itu yang bisa dibangun hingga 9.000 MW sehingga bisa dibangun hingga 5 unit pembangkit.
“Potensi wilayah smelter Inalum tersebut juga dibangun bersamaan dengan program pengembangan Kaltara sebagai pusat industri baru berbasis aluminium,” kata Sijabat.
Sementara itu, Direktur Keuangan Inalum Oggy Achmad Kosasih menambahkan, nilai investasi yan dibutuhkan sekitar Rp27 triliun akan dipenuhi dari kas internal sekitar 30 persen dan pinjaman perbankan 70 persen.
“Fleksibel saja, bisa 30:70 atau 40:60 tergantung negosiasi dengan perbankan. Sedangkan pembiayaan pembangkit dimungkinkan dibiayai 30 persen internal atau 70 persen dari eksternal,” ujar Ogy.
Sedangkan untuk tahap berikutnya tambahnya, investasi tergantung teknologi yang digunakan sehingga bisa lebih efisien namun produktivitas yang lebih tinggi.
Selama tahun 2017 Inalum menargetkan pendapatan sebesar 437 juta dolar, sementara hingga September 2017 telah mencapai 316 juta dolar.
Saat yang bersamaan, laba bersih Inalum ditargetkan sebesar 68 juta dolar AS, sementara hingga September 2017 sudah menembus 62 juta dolar AS.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan