Jakarta, Aktual.com – Ahli Garam Nasional DR Sudarto menyebut, sebab terjadinya kelangkaan garam nasional dikarenakan pegaram industri nasional dan pegaram rakyat memproduksi garam bergantung pada musim dan teknologi pengolahan garam yang masih konvnsional.
“Pegaram nasional kita masih belum menggunakan teknologi tepat guna, sehingga hasilnya belum maksimal,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (16/10).
Doktor garam jebolan Universitas Diponegoro ini mengungkapkan, lahan garam yang dimiliki pergaram rakyat cukup luas. Sekitar 20 ribu sampai 25 ribu hektar. Sedangkan lahan yang dimiliki PT Garam hanya berkisar 5500 hektar. Ini menunjukkan pemerintah harus melakukan penguatan teknologi bagi pegaram rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan garam nasional.
Sudarto mengatakan kendala yang dihadapi pegaram rakyat antara lain, keterbatasan teknologi, sarana dan prasarana, infrastruktur, dan  kualitas SDM pegaram. Maka, dia menyarankan pemerintah turun tangan melakukan pembenahan industri pegaraman nasional dan pegaram rakyat.
Sebab, kata dia, kualitas pegaram rakyat belum sepenuhnya memenuhi standar kualitas garam produksi. Yaitu harus memiliki kadar NaCl (Natrium Klorida) 90 – 97. Untuk mendukung kebutuhan garam nasional dengan kadar tersebut diprlukan sistem produksi pegaraman yang lebih baik.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta