Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan kali ini sepertinya bakal kembali mengalami pelemahan. Apalagi sentimen dari dalam negeri sendiri nyaris tak ada.
Mengutip Bloomberg hari ini, rupiah dibuka di posisi 13.513 atau berjalan stagnan ketimbang sesi penutupan kemarin. Namum dalam benerapa menit kemudoam terus anjlok. Hingga 45 menit pertama, rupiah melemah ke level 13.525.
Menurut analis pasar uang Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, laju USD terus mengalami apresiasi seiring dengan penantian pelaku pasar terhadap kepastian sikap hawkish The Fed.
Bank sentral AS itu berencana kembali menaikan tingkat suku bunganya dan kepastian akan program reformasi perpajakan dari pemerintahan Trump.
“Kondisi itu telah menekan rupiah dan kembali le zona merah,” kata Reza di Jakarta, Kamis (19/10).
Di awal pekan anggota senat Partai Republik juga mendapatkan dukungan untuk resolusi anggaran yang akan menentukan langkah pemerintahan Trump dalam menentuka reformasi perpajakan ke depannya. Hal itu ternyata berimbas positif bagi USD.
Sementara dari dalam negeri, kata dia, adanya RDG yang berlangsung selama dua hari 18-19 Oktober 2017 belum banyak direspon positif seiring dengan perkiraan BI yang masih akan mempertahankan suku bunganya.
“Kondisi itu karena masih dianggap cukup positif menjaga pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya,” kata dia.
Padahal, kata dia, laju rupiah masih akan tergantung dari sikap BI dalam menentukan suku bunganya itu. Apakah BI akan menurunkan atau tidak terhadap suku bunga 7Day Repi Rate itu.
“Di sisi lain, masih adanya keyakinan akan kenaikan tingkat suku bunga The Fed memberikan sentimen positif pada USD dan justru melemahkan rupiah,” kata dia.
Untuk itu, kata dia, tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat kembali menahan potensi penguatan Rupiah.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, diperkirakan support rupiah akan bergerak di kisaran 13.520. Dan ternyata audah melewati batas supportnya. Sementara resisten rupiah akan di rentang 13.495.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid