Wisatawan menikmati keindahan Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Selasa (3/10). Ditengah status awas gunung agung, wisatawan yang berkunjung ke kawasan Karangasem masih banyak peminatnya, Salah satu tujuannya adalah Pura Lempuyang yang menghadirkan pemandangan cantik juga sangat indah. Bahkan, Anda bisa melihat keindahan panorama Gunung Agung yang diselimuti awan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Karangasem, Aktual.com – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menjelaskan, dari hasil analisis menggunakan tieltmeter didapati data mencengangkan pada tubuh Gunung Agung. Menurutnya, dari pengukuran kemiringan menggunakan tieltmeter didapati data jika tubuh gunung setinggi 3.142 mdpl itu konsisten mengalami kemiringan. Selain menggunakan tieltmeter, Kasbani menyebut pengukuran deformasi juga dilakukan menggunakan GPS (Global Position System).

‎”Semua mengindikasikan hal yang sama dan konsisten bahwa di situ ada desakan magma dari bawah yang cukup besar,” kata Kasbani saat memberi keterangan resmi di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Sabtu (21/10).‎

Pengukuran menggunakan tieltmeter didapati data kemiringan sangat konsisten. “Selalu terjadi kemiringan,” ucapnya. Kasbani mengaku telah mendapatkan data dari pengamatan GPS. Hasilnya, selama satu bulan terakhir telah terjdi penggembungan yang cukup signifikan dan merata di tubuh Gunung Agung. ‎”Dari data GPS kami sudah dapatkan datanya dan itu sangat bagus, mungkin yang terbaik dari data GPS gunung api lain di Indonesia. Pada saat ini, selama satu bulan terakhir telah terjadi penggembungan yang cukup signifikan dan merata di tubuh Gunung Agung,” papar dia.

Ia melanjutkan, pada bagian tebing Gunung Agung terjadi deflasi atau pengempisan. Tetapi, di bagian tengah dan puncak Gunung Agung justru makin menggembung.

“Pada saat ini, di bagian tebingnya terjadi deflasi, kemudian di bagian tengah dan puncak terjadi penggembungan. Peningkatan penggembungannya kita sebut sebagai up-lifting‎. Itu sekitar enam centimeter (penggembungannya),” ujar Kasbani. Bagi gunung, penggembungan enam ‎centimeter cukup besar. “Untuk ukuran gunung, cukup besar. Jangan hanya dilihat enam centimeternya, tapi ini dilihat secara keseluruhan,” ucap dia.

Selanjutnya, data dari satelit menunjukkan hal sama mengenai penggembungan Gunung Agung. ‎”Data satelit terakhir kami dapatkan pada 15 Oktober 2017, itu juga sama bahwa di atas sana, di puncak, terjadi penggembungan. Yang terbaca di data itu sama, enam centimeter juga. Antara alat kami, GPS dengan deformasi satelit itu menunjukkan data sama. Itu artinya aktivitas vulkanik sedang terjadi peningkatan,” ucapnya.

 

Laporan Bobby Andalan, Bali

Artikel ini ditulis oleh: