Jakarta, Aktual.com – Sumber keamaman menyatakan bahwa sedikit-dikitnya 52 polisi Mesir dan peserta wajib militer tewas dan enam lagi luka-luka dalam bentrok senjata pada Jumat ketika mereka hendak mengepung persembunyian terduga pegaris keras di gurun barat.

Sumber tersebut mengatakan pada Jumat malam bahwa sedikit-dikitnya 30 polisi tewas. Mesir memerangi pemberontakan dua kelompok, yang terkonsentrasi di semenanjung Sinai, termasuk yang berafiliasi dengan IS. Pemberontakan itu telah membunuh ratusan anggota pasukan keamanan sejak 2013.

Kementerian Dalam Negeri menyiarkan pernyataan mengenai operasi pada Jumat itu, tetapi tidak memberikan rincian mengenai korban. Sedikit-dikitnya 23 polisi tewas dan korban lain adalah peserta program wajib militer, kata sumber tersebut dilansir, Sabtu (21/10).

Sumber keamanan pada Jumat mengatakan bahwa pihak berwenang memperoleh informasi tentang sebuah sarang pegaris keras di gurun itu, tempat delapan terduga anggota Gerakan Hasm diyakini bersembunyi. Kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan di sekitar Kairo, yang menyasar hakim dan polisi.

Sebuah konvoi empat kendaraan jenis SUV dan satu kendaraan kementerian itu dihadang dari daerah yang lebih tinggi oleh para militan yang menembakkan granat berpeluncur roket dan meledakkan bahan-bahan peledak, kata seorang sumber keamanan.

Pegaris keras bertempur sebagain besar di Sinai utara, yang terpencil, tempat kelompok Ansar Bayt al-Maqdis berjanji patuh kepada IS pada 2014. Serangan itu sebagian besar mengenai polisi dan pasukan bersenjata tetapi pegaris keras itu juga menyasar kaum Kristen Mesir dan wisatawan. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka