Ribuan mahasiswa dari berbagai Universitas yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia melakukan aksi long march menuju Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/10/2017). Dalam aksinya para mahasiswa menagih janji Jokowi dan segera dilaksanakan sidang rakyat untuk Jokowi - JK. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Senior Indonesia, Faisal Basri mengakui pertumbuhan ekonomi 51 persen saat ini tidak begitu buruk, namun dia meminta pemerintahan menyadari angka itu turun jauh dibanding beberapa tahun sebelumnya berada di kisaran 6 hingga 7 persen.

“Lima persen itu memang tidak begitu buruk tapi ingat, janji pak Jokowi menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 7 persen. Jika dibandingkan beberapa tahun belakangan ini datar sekitar 5, padahal saat presiden SBY, berada 6 hingga 7 persen,” kata Faisal di Jakarta, ditulis Minggu (22/10).

Lagi pula lanjutannya, sektor penyokong pertumbuhan ekonomi saat ini tidak berkwalitas, jika ditnjau dari sektor manufaktur dan industri yang menguasai hajat hidup orang banyak, posisinya di bawah PDB.

Sebaliknya yang menonjol peningkatan lapangan kerja pada sektor informal. Artinya pertumbuhan ditopang oleh sektor yang tidak ditangani oleh pemerintahan secara langsung.

“Kan pertumbuhan ekonomi saat ini tidak berkwalitas lebih ditopang sektor informal, jadi tidak ada sentuhan pemerintah,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby