Jakarta, Aktual.com-Harga batu bara diprediksi bergerak pada rentang US$95,20-US$105 per ton pada kuartal IV/2017 dengan kecederungan menguat lantaran adanya dorongan faktor fundamental.
Pada penutupan perdagangan Jumat (20/10), harga batu bara Newcastle kontrak Desember 2017 menurun 0,05 poin atau 0,05% menjadi US$96,70 per ton. Meski terkoreksi, harga mencatatkan kenaikan 15,40% pada 3 bulan terakhir dan 29,75% dalam 52 minggu ke belakang.
Menurut Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim komoditas baru bara mendapat dorongan fundamental, baik dari sisi suplai maupun permintaan. Musim hujan dinilai telah mengganggu produksi dan transportasi pengangkutan di Indonesia dan Australia.
Data impor China menunjukkan peningkatan saat memasuki musim dingin, sejumlah negara konsumen utama melakukan penyetokan cadangan. Diperkirakan suhu musim dingin pada 2017 lebih ekstrim dibandingkan sebelumnya.
“Sampai akhir 2017 harga batu bara cenderung bergerak menguat karena dorongan fundamental,” ujar Ibrahim seperti dilansir dari Bisnis.com, Sabtu (22/10).
Berdasarkan data Biro Statistik Nasional China, produksi batu bara negara itu pada September 2017 naik 2,4% month on month (mom) menjadi 298 juta ton. Sepanjang Januari-September 2017, telah dihasilkan 3 miliar ton, tumbuh 5,7% year on year (yoy).
Sedangkan produksi kokas yang dipakai sebagai bahan pembuatan baja turun 7,1% pada bulan lalu menjadi 36,45 juta ton. Dalam 9 bulan pertama 2017, output mencapai 331,81 juta ton, naik tipis 0,2% yoy.
Kendati produksi naik, volume impor pun meningkat. Impor batu bara China pada September 2017 naik 11% mom menuju 903.000 ton per hari atau total 27,08 juta ton. Ini sebagai level penerimaan harian tertinggi sejak April 2014. Pada periode Januari-September 2017, impor baru hitam mencapai 204,85 juta ton, naik 13,7%yoy.
Hingga akhir 2017, Ibrahim memprediksi harga batu bara akan bergerak di pada rentang US$95,20-US$105 per ton dengan kecederungan menguat. Selain karena dorongan fundamental, komoditas batu hitam juga tertimbas memanasnya harga minyak mentah.
Laporan Departemen Industry, Innovation, and Science Australia menyebutkan, harga batu bara semester I/2017 pada di kisaran US$80 per ton. Tetapi kemudian, harga melonjak ke level tertinggi US$99 per ton pada pertengahan September 2017.
Dengan proyeksi volume impor yang kuat, utamanya dari pasar Asia, harga batu bara di kuartal IV/2017 diperkirakan naik 16% ketimbang triwulan sebelumnya menjadi US$91 per ton. Oleh karena itu, rata-rata harga pada tahun ini diperkirakan ada di level US$84 per ton, dari 2016 sebesar US$65 per ton.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs