Kawal proses pemilihan Dirut Pertamina agar terlepas dari bayang-bayang mafia migas. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta mengatakan pertumbuhan ekonomi sangat bergantung dengan harga minyak dunia. Ia menilai harga saat ini dikisaran USD 50 per barel, belum cukup menarik bagi investor sektor hulu migas.

Menurutnya harga minyak yang valuable untuk investasi hulu migas berada di atas UDS 60 per barel. Saat ini tambah dia, banyak investor yang masih menunggu dan menahan diri untuk melakukan investasi.

“Investor menunggu harga minyak membaik hingga di atas USD 60 per barel. Sekarang stagnasi, terlihat lelang WK Migas masih sepih,” kata dia kepada Aktual.com, ditulis Jumat (27/10).

Sebagaimana diketahui, kondisi hulu migas sendiri memang belum kunjung membaik. Pada semester I 2017, investasi hulu migas baru mencapai 29 persen dari target rencana program dan anggaran (WP&B).

“Kalau dilihat dari target USD13,8 miliar tapi sampai dengan akhir Juni yang sudah direalisasikan baru USD3,98 miliar. Jadi baru 29 persen dari yang direncanakan,” kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, di Jakarta, Kamis (6/7)

Amien mengungkapkan capaian sangat jauh dari yang diharapkan. Kecilnya investasi di sektor hulu migas akan berimbas pada industri pendukung, industri fabrikasi, industri galangan kapal, dan industri penyedia raw material.

“Ini tentu progres yang memang tidak seperti yang diharapkan,” ungkap dia.

Oleh karenan itu, tentu keterpurukan sektor hulu migas memberi kontribusi negatif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid