Jakarta, Aktual.com – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) akan mengajukan protes ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kebijakan Menteri ESDM, Ignasius Jonan yang merestui PT Vivo Energy menjual BBM Ron 89 (Revvo) pada SPBU Vivo.
Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Noviandri mengatakan Menteri ESDM tidak komitmen mendorong BBM berkualitas untuk menekan polusi udara akibat gas buang bahan bakar fosil.
Dahulu ujar dia, Pertamina didesak untuk beralih memproduksi BBM yang berkualitas tinggi dan secara perlahan meninggalkan Premium Ron 88 yang gas pembakarannya lebih buruk bagi lingkungan.
Dengan itu, Pertamina menggelontorkan bajet besar untuk merevitalisasi kilang dan meningkatkan kualitas produksi BBM. Namun sesalnya, saat ini Kementerian ESDM begitu mudah menerbitkan izin penjualan Ron 89 oleh Vivo.
“Ron 88 pernah dicap oleh pemerintah sebagai barang busuk melalui ketua tim tata kelola migas dan melarang Pertamina menjualnya dan tentunya sebagai perusahaan negara harus tunduk dengan dengan keputusan pemerintah walau Pertamina harus mengeluarkan biaya untuk merubah infrastruktur dan mode kilang,” kata Noviandri secara tertulis, Jumat (27/10).
“Pemasaran Ron 89 tidak ada dalam aturan Dirjen Migas, makanya Pertamina Launching Pertalite dengan Ron 90,” ujar dia.
Karena itu, Noviandri menegaskan akan mengirim surat pada Presiden Jokowi dan menyatakan kebijakan Jonan tidak sesuai dengan Nawacita.
“FSPPB tentunya tidak akan tinggal diam menyikapi soal ini dan kami akan berkirim surat ke Presiden Jokowi menyampaikan permasalahan ini karena menurut kami sangat tidak sejalan dengan konsep Nawacita,” punkas dia.
Untuk diketahui Vivo menjual BBM Ron 89 seharga Rp6.100 per liter, tarif ini lebih murah dari harga Ron 88 yang dijual Pertamina seharga Rp6.450 per liter.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan