Pengunjung melakukan registrasi dan mencari informasi usai pembukaan Pesta Reksadana 2016 di BEI, Jakarta, Rabu (27/1). Acara yang dijadwalkan berlangsung hingga 30 Januari ini, menargetkan 4.000 investor ritel dengan sasaran utama ibu rumah tangga, wiraswasta, karyawan, akademisi, profesional. Untuk semakin meningkatlkan minat kalangan masyarakat umum untuk berinvestasi di produk reksa dana di Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) , dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerjasama dengan Asosiasi pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) dan di dukung oleh OJK akan menye;lenggarakan Pesta Reksa Dana yang akan diikuti 40 stand peserta dari para perusahaan Manajer Investasi, Bank Agen Penjual Reksa Dana, OJK, SRO dan anak usaha SRO. Berdasarkan data OJK per 23 Desember 2015, ada 1083 produk reksa dana yang terdaftar di OJK dengan jumlah total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebanyak Rp 268,44 triliun dan 181,94 miliar unit penyertaan dari 15 jenis reksa dana. Aktual.com/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Seiring anjloknya daya beli masyarakat dalam beberapa tahun ini, sektor bisnis yang paling merasakan dampaknya adalah sektor ritel.

Hal ini pun diakui oleh salah satu konglomerat Tanah Air, James Riady. Taipan yang memiliki gurita bisnis Lippo Group ini memiliki lini bisnis di sektor ritel, yakni Matahari Departement Store dan Hypermart.

Akhir-akhir ini banyak gerai ritel milik Lippo itu ditutup karena adanya perubahan pola belanja masyarakat dan ketatnya persaingan. Hal ini tak lepas juga dari penurunan daya beli masyarakat.

“Memang saat ini dunia retail menghadapi siklus yang kritis,” ungkap James, di Istana Merdeka, Jakarta, ditulis Minggu (29/10).

Kondisi pelemahan sektor ritel ini, kata dia, karena adanya pola konsumsi dari masyarakat yang berubah, selain penurunan daya beli tentunya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid