Keluarga korban menangis saat akan membawa peti berisi jenazah korban kebakaran pabrik kembang api usai diserahterimakan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (29/10/2017). Pada Minggu (29/10/2017) lima jenazah berhasil diidentifikasi dan diserahterimakan kepada keluarga yakni Asep Angga Gunawan, Aminah Binti Ambeng, Maryati Binti Da'i, Nilawati, dan Unia sehingga hingga kini jumlah jenazah yang berhasil diidentifikasi berjumlah sembilan dari total 47 kantong jenazah. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Keberhasilan proses identifikasi para korban kebakaran Gudang PT Panca Buana Cahaya, tergantung pada kelengkapan data antemortem yang diberikan pihak keluarga korban kepada polisi.

“Keberhasilan identifikasi itu tergantung data antemortem yang dikirim keluarga (korban) kepada kami,” kata Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri Kombes Pol Pramujoko di RS Polri Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (30/10).

Ia mengatakan data antemortem adalah semua data yang berkaitan dengan korban sebelum korban meninggal dunia.

“Meliputi rekam gigi, semua foto korban sebelum meninggal dunia, atau misalnya sebelum korban meninggal, dia sempat singgah di rumah makan untuk makan,” katanya.

Data antemortem sangat diperlukan untuk kemudian dibandingkan dengan data postmortem korban. Pasalnya, dalam kasus peristiwa kebakaran gudang petasan tersebut, para korban tewas terbakar hingga hangus sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan tes DNA. “Sehingga rekam gigi, foto korban semasa hidup yang memperlihatkan gigi, sangat diperlukan untuk diidentifikasi,” katanya.

Sejauh ini, pihaknya telah menerima 50 laporan dari keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga atas kasus tersebut.

“Kami menerima ada 50 laporan dari keluarga para korban. Ada (laporan) yang ganda. Misalnya, orang tuanya melaporkan, demikian pula istrinya,” katanya.

Dari seluruh laporan tersebut, seluruh keluarga korban telah menyerahkan data antemortem. Kendati demikian, terdapat data antemortem yang masih kurang yang belum diserahkan oleh keluarga.

“Misalnya mereka sudah menyerahkan foto korban semasa hidup tapi foto yang tidak terlihat giginya. Padahal kami perlu foto korban yang kelihatan giginya,” katanya.

Pihaknya memastikan bila seluruh keluarga korban telah menyerahkan data antemortem yang diperlukan, maka proses identifikasi akan berlangsung cepat.

Sementara RS Polri menerima 47 kantong jenazah dalam peristiwa tersebut yang terdiri dari 44 kantong berisi jenazah dan tiga kantong berisi bagian tubuh.

“Jadi, belum bisa dipastikan apakah tiga kantong berisi bagian tubuh itu merupakan bagian dari 44 jenazah atau di luar 44 jenazah,” katanya.

Saat ini, penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan tiga tersangka kebakaran gudang petasan tersebut.

Ketiga tersangka yakni pemilik gudang PT Panca Buana Cahaya Sukses Indra Liyono, Direktur Operasional Andria Hartanto dan tukang las Suparna Ega.

Penyidik telah menahan Indra dan Andria, sedangkan Suparna belum diketahui keberadaannya lantaran polisi belum bisa memastikan apakah Suparna termasuk korban meninggal dunia atau tidak.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: