Jakarta, Aktual.com – Inpex Masela Ltd mengumumkan undangan prakualifikasi pradesain rekayasa awal (pre front end engineering design/pre-FEED) proyek pengembangan gas alam cair dengan skema darat di Blok Masela, Maluku, pada Jumat (3/11).

Dikutip dari “Centralized Integrated Vendor Database” (CIVD) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Jakarta, Sabtu, terdapat dua undangan prakualifikasi pre-FEED untuk proyek gas alam cair dengan skema darat (onshore liqufied natural gas/OLNG) di Blok Masela tersebut.

Pertama, pre-FEED untuk fasilitas kilang OLNG dan kedua adalah pre-FEED untuk fasilitas produksi gas terapung (floating production storage and offloading/FPSO).

Saat dikonfirmasi, Senior Specialist Media Relations Inpex Corporation Moch N Kurniawan membenarkan undangan prakualifikasi pre-FEED Masela tersebut.

“Kami mengonfirmasi bahwa Inpex telah mengumumkan undangan prakualifikasi untuk pre-FEED OLNG dan FPSO,” katanya.

Pre-FEED Masela itu dilakukan setelah Inpex menerima surat perintah kerja dari SKK Migas.

Surat perintah kerja tersebut menyebutkan kapasitas kilang darat LNG ditetapkan 9,5 juta ton per tahun (MTPA) dan produksi gas pipa sebesar 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Prakualifikasi pre-FEED bertujuan memilih peserta tender yang masuk kualifikasi dari sisi kemampuan keuangan dan sumber daya manusia, serta mempunyai pengalaman melakukan pre-FEED.

Undangan prakualiifikasi tersebut merupakan bagian dari persiapan pre-FEED.

Setelah undangan prakualifikasi, tahap persiapan pre-FEED selenjutnya adalah mendapatkan persetujuan rencana tender (tender plan/TP) dari SKK Migas.

Setelah TP disetujui, barulah Inpex melakukan tender atau lelang dengan mengundang peserta lolos prakualifikasi, sebelum ditetapkan pemenang lelang pre-FEED-nya.

Kemudian, setelah persiapan pre-FEED selesai, dilanjutkan ke pengerjaan pre-FEED, “plan of development” (POD), baru kemudian FEED-nya, “final investment decision” (FID), “engineering, procurement, construction, and installation” (EPCI), dan akhirnya komisioning atau mulai berproduksi.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan dirinya mencapai tiga kesepakatan soal Blok Masela dalam pertemuannya dengan CEO Inpex Corp Toshiaki Kitamura di Tokyo, Jepang, pada 17 Oktober 2017.

Ketiga kesepakatan Masela tersebut adalah pemerintah tetap meminta Inpex mengembangkan LNG di darat sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

Kedua, pemerintah akan memberikan perpanjangan kontrak selama 20 tahun kepada Inpex ditambah tujuh tahun sebagai kompensasi atas perubahan pengembangan kilang LNG dari terapung menjadi darat.

Terakhir, pemerintah memberikan keleluasaan Inpex memilih lokasi kilang LNG darat tersebut.

“Keputusan terkait Inpex ini, akan memberikan perpanjangan 20 tahun kepada Inpex karena sudah hampir habis masa kontraknya. Ditambah dengan tujuh tahun sebagai kompensasi mengubah skema pengembangan kilang terapung menjadi kilang darat,” kata Jonan usai pertemuan.

Blok Masela yang ditandatangani pada 1998 dikelola Inpex sebagai operator dengan kepemilikan 65 persen dan Shell Upstream Overseas Services 35 persen.

Pemerintah berharap Inpex segera memulai proyek Masela dengan cadangan gas sebesar 10,7 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka