Jakarta, Aktual.com – Gerakan Nasional Siberkreasi menyatakan harapannya agar literasi digital dapat masuk ke dalam kurikulum pendidikan formal di Indonesia. Harapan ini pun telah menjadi salah satu program Siberkreasi dalam mengkampanyekan penggunaan internet sehat di tanah air.

“Programnya tadi, ada mendorong agar literasi digital masuk dalam kurikulum pendidikan, itu jangka panjang,” kata Ketua Umum Gerakan Siberkreasi, Dedy Permadi kepada awak media di Jakarta, Sabtu (4/11).

Dedy mengungkapkan bahwa maraknya konten negatif dalam internet terbagi dalam berbagai bentuk, seperti penyebaran hoax, cyber bullying dan ujaran kebencian. Hal ini, lanjutnya, disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan internet secara sehat.

“Makanya muncul cyber bullying, hoax, hate speech, dan banyak juga perceraian (yang disebabkan) karena media sosial,” ujarnya.

Selain untuk menekan pemanfaatan internet terhadap hal-hal yang negatif, masuknya literasi digital ke dalam kurikulum sekolah juga disebut Dedy akan mendidik generasi milenial untuk mewarnai penggunaan internet yang lebih sehat di masa depan.

“Makanya kampanye kita adalah be a positive content creater. Kita harus menjadi pembuat konten yang positif,” tegasnya.

“Kalau kita sudah terbiasa dengan ngebully atau menyebar kebohongan di internet, pasti ada yang salah dengan pendidikan literasi digital kita,” sambung Dedy menerangkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby