Ketua MPR 1999-2004 Amien Rais, Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi Sudirman Said saat seminar Stop Proyek Reklamasi Teluk Jakarta, di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/11). Bahwa proyek Reklamasi 17 Pulau Teluk Jakarta tidak akan pernah dilanjutkan! Mengapa? Karena proyek tersebut justru akan menenggelamkan sebagian wilayah Jakarta, menghilangkan hak hidup dan mata pencaharian puluhan ribu nelayan, melanggar berbagai aturan, merusak lingkungan dan sarat dengan dugaan tindak pidana korupsi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said merasa prihatin atas lambannya dan inkonsistensi kebijakan pemerintah saat ini dalam pengembangan Energi Baru Terbaru (EBT).

Dia mengaku telah lama untuk membicarakan hal ini, namun dia mencoba menahan diri setelah berapa waktu dirinya direshuffle dari kabinet kerja.

“Sekarang telah lewat (masa Idah), jadi saya lebih elegan untuk mengkritik. Sedih sekali pengembangan EBT hari ini sangat lamban, ini bukan soal tehnis, teknologi tapi soal kebijakan dan kemaua,” kata Sudirman saat pada Diskusi Pra Mukernas ke 10 Kahmi di Jakarta, ditulis Jumat (10/11).

Menurut Sudirman, kebijakan fiskal dan memberikan insentif sangat dibutuhkan untuk mendorong pengembangan EBT agar lebih ekonomis, karena secara tarif ujar Sudirman, Pembangkit EBT tidak akan mampu menyaingi pembangkit dari bahan bakar fosil yang lebih murah.

Namun sangat disayangkan, terjadi inkonsistensi regulasi dari pemerintah dan PLN membanting harga pembelian serendah mungkin sebagaimana disamakan dengan harga pembelian daya dari pembangkit berbahan bakar fosil. Hal demikian membuat investor EBT ‘angkat tangan’.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid