Jakarta, Aktual.com – Dua Ribu santri dan masyarakat mengikuti Apel Kebangsaan Santri di Lapangan Kartika Yonif 132 Bima Sakti Salo, Bangkinang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Selasa (14/11).
Para santri tersebut berasal dari delapan pondok pesantren di kabupaten yang memang dikenal sebagai Kota Santri di Bumi Lancang Kuning itu.
Apel kebangsaan santri yang diinisiasi oleh pimpinan Badan Penganggaran MPR RI yang juga pimpinan Fraksi PKB MPR Lukman Edy ini lain dari biasanya. Ini, adalah apel kebangsaan santri dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR. Apel kebangsaan ini satu paket dengan Pagelaran Seni Budaya Daerah, seperti pantun, tari-tarian, lagu-lagu daerah disuguh untuk para penonton.
Salah satu daya tarik acara ini adalah tampilnya Ustad Abdul Somad. Seorang da’i asal Riau yang kini sedang naik daun. Isi ceramahnya jelas, dan sedikit kocak yang memang sudah menjadi ciri khasnya. Ustad Somad dalam tausyiahnya menceritakan tentang peran para santri ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari para penjajah.
Ketika itu, 22 Oktober 1945, para santri dipelopori oleh Kiai Hasyim Asy’ari mengadakan pertemuan membahas langkah menghadapi kaum penjajah yang menguasai kembali Indonesia. Pertemuan ini melahirkan sebuah Resolusi Jihad.
“Resolusi Jihad inilah yang menggelorakan semangat para pejuang saat itu, hingga kemudian melahirkan Hari Pahlawan 10 November. Oleh karena itulah tanggal 22 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional,” ujar Ustad Somad.
Tampilnya Ustad Somad pada acara sosialisasi Empat Pilar yang selenggarakan oleh MPR bekerjasama dengan Korem 031 Wira Bima itu cukup menarik perhatian para peserta apel kebangsaan. Di antara mereka yang hadir tampak Ketua Umum PKB H. Muhaimin Iskandar, Idris Laena (Ketua Badan Penganggaran dari Fraksi Partai Golkar), Ida Fauziah (anggota MPR Fraksi PKB), Sesjen MPR Ma’ruf Cahyono, Komandan Korem 031/ WB Brigjen TNI Edy Natar Nasution, Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, Sekda Kabupaten Kampar Yusri, beserta jajaran Forkompimda Kabupaten Kampar.
Sesjen MPR Ma’ruf Cahyono memberikan apresiasi yang luar biasa untuk semua yang berkumpul di sini, karena apel kebangsaan ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Oleh karena itu, menurut Ma’ruf, sosialisasi Empat Pilar yang sekaligus apel kebangsaan ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipahami.
“Para pemuda adalah pewaris bangsa, generasi muda adalah juga penerus bangsa,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf meminta para pemuda agar apa yang diwariskan oleh pendiri bangsa, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, tolong dijaga dan dirawat. Sebab, tanggung jawab bangsa ini ada di tangan para pemuda. Oleh karena itu para pemuda sebagai agen perubahan harus punya daya tahan dan daya saing.
Sebelum menutup sambutannya, Ma’ruf juga membacakan sebuah puisi berjudul: “Masihkah Indonesia Kita.” Dan, Ma’ruf pun mengakhiri sambutannya disertai pesan.
“Wajah kalian harus wajah yang tersenyum, wajah yang suka menyapa, wajah yang sopan dan santun, dan itulah wajah Indonesia,” pungkasnya.
*adv
Artikel ini ditulis oleh: