Warga melintasi banjir yang mengenangi kawasan Pasar Kambing, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (26/4). Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Jakarta menyebabkan beberapa kawasan di Jakarta Selatan dilanda banjir, akibat meluapnya kali Mampang. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Hujan yang mengguyur kawasan ibu kota dalam beberapa hari terakhir menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya potensi siklus banjir di Jakarta. Hal ini dilontarkan oleh Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko.

“Tidak ada yang disebut siklus banjir lima tahunan. Setiap tahun ada potensi banjir,” kata Hary di Jakarta, Rabu (15/11).

Menurutnya, potensi banjir di Jakarta setiap tahun berubah-ubah sesuai intensitas hujan. Meski demikian, menurut dia, tak ada siklus banjir lima tahunan di Jabodetabek seperti yang kerap diperbincangkan sejumlah pihak.

Hary menjelaskan, hal itu tergambar dari berapa peristiwa banjir yang terjadi di Jakarta.

“Sebagai contoh kejadian banjir pada 2007, kejadian berikutnya 2008, dan itu diinformasikan sebelumnya. Lalu pada 2012 banjir, tahun 2013 juga banjir,” ujarnya.

Menurut Hary, intensitas hujan yang berbeda-beda juga menyebabkan potensi banjir yang berbeda-beda setiap tahunnya.

“BMKG selalu mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan mulai dari masa transisi atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan sampai dengan transisi berikutnya,” jelas Hary.

Ia menambahkan, sudah menjadi kebiasaan intensitas hujan akan meningkat pada bulan-bulan di akhir tahun seperti saat ini.

“(Kali) ini puncak hujannya pada Desember-Januari untuk wilayah Jabodetabek sampai nanti tiba di masa transisi pada Februari,” pungkasnya.
Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan