Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) masih mengeluhkan rendahnya penurunan suku bunga perbankan. Padahal bank sentral telah beberapa kali menurunkan suku bunga acuannya. Terhitung sejak awal tahun lalu, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 200 basis points (bos), namun sayangnya suku bunga kredit perbankan baru turun 128 bps.
Banyak alasan yang membuat pihak perbankan ogah menurunkan suku bunganya secara cepat. Antara lain karena adanya sikap bank yang mematok perolehan laba di dalam Rencana Bisnis Bank (RBB)-nya terlalu tinggi.
“Jadi mereka mematok laba tinggi padahal kinerja saat ini belum menggembirakan. Makanya bank cenderung menahan penurunan suku bunga, karena bisa saja mereka tidak ingin labanya tergerus suku bunga yang lebih rendah,” ungkap Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di Jakarta ditulis Sabtu (18/11).
Dia menegaskan, padahal untuk menggenjot laba itu bisa dilakukan tanpa menahan penurunan suku bunga kredit. “Tapi harusnya bisa dengan cara menurunkan biaya. Ini yang mungkin teman-teman perbankan diberikan target oleh shareholders-nya, termasuk Menteri BUMN,” sindir dia terhadap kinerja bank BUMN.
Dalam kondisi saat ini, kata dia, harusnya target untuk mencapai labaitu dilakukan dengan menurunkan biaya khususnya biaya operasional. Sementara untuk bank yang sudah menurunkan cost of fund (cof), tinggal menurunkan net interest margin (marjin bunga bersih) yang masih tinggi.
Artikel ini ditulis oleh: