Timika, Aktual.com – Pengurus Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, meminta warganya tidak lagi mendulang emas di wilayah Tembagapura, karena wilayah itu rawan penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Ketua KKJB Mimika Pardjono di Timika, Senin (20/11), telah melarang warga Suku Jawa untuk pergi mendulang emas di sekitar Mil 68, Tembagapura.
“Saya sudah larang itu karena kondisi di sana sangat riskan. Kekhawatiran kami, jangan sampai di kemudian hari timbul lagi masalah-masalah seperti sekarang ini. Kawasan itu juga rawan longsor, sehingga sering terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa para pendulang,” kata Pardjono.
KKJB Mimika tidak melarang warganya untuk mendulang butiran emas di wilayah dataran rendah yang dekat dengan Kota Timika.
Namun demikian, warga Jawa disarankan agar mencari atau menggeluti profesi lain seperti bertani dan lainnya.
Pada Jumat (17/11), sebanyak 90 warga asal Suku Jawa bersama ratusan warga non-Papua lainnya dievakuasi dari Kampung Kimbeli, Banti dan area longsoran di dekat Kali Kabur, Distrik Tembagapura ke Timika.
Proses evakuasi 344 warga non-Papua itu berlangsung cukup dramatis di tengah tembakan senjata api oleh KKB.
Meski demikian, seluruh warga yang selama tiga pekan terisolasi di kampung-kampung sekitar Kota Tembagapura itu luput dari bahaya maut hingga seluruhnya tiba di Timika.
Pardjono mengatakan kesulitan yang dihadapi selama ini yaitu warga yang datang ke Timika tidak pernah melaporkan diri kepada pengurus kerukunan Jawa.
“Begitu mereka tiba di Timika dengan pesawat terbang, langsung dijemput oleh orang yang mendatangkan mereka ke Tembagapura untuk pergi mendulang emas. Dengan demikian kami mengalami kesulitan untuk mengetahui identitas dan jati diri mereka. Setelah ada kejadian seperti ini baru ketahuan ternyata warga Jawa yang mendulang di Tembagapura itu sangat banyak,” jelas Pardjono.
Adapun 43 warga asal Kabupaten Demak dan lima warga asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang berprofesi sebagai pendulang emas di Tembagapura dan telah dievakuasi ke Timika pada Jumat (17/7), rencananya akan dipulangkan kembali ke kampung halaman mereka dalam waktu satu dua hari ke depan.
Pardjono mengatakan biaya pemulangan puluhan warga asal Demak dan Rembang itu ke Jawa ditanggung sepenuhnya oleh Pemda masing-masing kabupaten.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: