Jakarta, Aktual.com – Politisi Partai Golkar Ade Komarudin menyerahkan nasib partai Golkar kepada pengurus daerah pasca ketua umum mereka Setya Novanto ditahan tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait korupsi pengadaan KTP elektronik.
Pasalnya menurut mereka pengurus daerag lah yang merasakan langsung dampak dari kasus yang membelit Novanto.
“Kita serahkan teman-teman pemilik suara di tingkat DPD I dan DPD 2 yang mereka itu menyadari benar bahwa partai ini harus kokoh dan siap,” ujar dia usai diperiksa penyidik KPK, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (22/11).
Akom sapaan akrabnya mengakui kalau kasus Novanto berdampak pada elektabilitas partai, terlebih menjelang Pikada 2018 dan Pemilu 2019. Meski demikian ia berharap agar kader partai tetap solid.
“Jangan lupa sebentar lagi mau Pileg dan Pilpres. Kita kan untuk Pilpres sudah menentukan Jokowi sebagai capresnya sudah jauh hari dan itu harus diperjuangkan sebaik-baiknya agar pak Jokowi ini menang kembali,” kata dia.
Sementara itu soal rapat pleno golkar yang memutuskan menunjuk sekjen Idrus Marham sebagai Plt Ketua Umum, Akom mengaku menghormati.
Selain itu Akom pun tak mempersoalkan keputusan digelarnya Munas menunggu hasil praperadilan. Menurutnya, keputusan ini tidak menyalahi AD/ART Partai Golkar. Selain itu, dengan waktu yang tersedia, Akom berharap seluruh elemen di Partai Golkar dapat kembali berjalan harmonis.
“Mudah-mudahan jalan kemarin teman-teman di DPP itu bisa menyatukan partai agar harmonis untuk pemenangan pileg dan pilpres pak Jokowi,” katanya.
Diketahui, Akom pernah bertarung dengan Novanto dalam Munas lalu. Selain itu, Akom juga sempat menjabat sebagai Ketua DPR saat Novanto menghadapi kasus ‘papa minta saham’. Disinggung kesediaannya kembali menjadi Ketua DPR, Akom menjawab diplomatis.
Menurutnya, tak elok membicarakan hal itu lantaran Novanto saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPR. Akom juga mengaku belum memikirkan untuk kembali mencalonkan diri jika Munas digelar.
“Saya kira saya belum kepikiran sampai hari ini soal itu,” katanya.
Laporan: Nebby
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid