Jakarta, Aktual.com-Sabtu 11 November 2017 di Kota Pelajar, Yogyakarta sebuah deklarasi dinyatakan oleh yang dibacakan oleh Prof Wuryadi, yang juga Ketua Dewan Penasehat ISRI “Bahwa tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dan oleh karena itu, maka kemerdekan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 serta Pancasila sebagai Dasar Negara dan suatu pedoman hidup way of life harus senantiasa dijaga dan dipertahankan dengan prinsip Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Pancasila sebagai Ideologi negara harus dijadikan dasar dari setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh penyelengga Negara dan digunakan rakyat sebagai tolok ukur dalam mengawal kebijakan penyelenggara Negara telah sesuaikah dengan Pancasila.

Sebagai sebuah cita-cita luhur para pendiri bangsa, maka tujuan bernegara yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut diatas merupakan suatu yang mutlak untuk terus diperjuangkan. Dan syarat pokok terwujudnya tujuan negara tersebut adalah terciptanya rakyat yang adil makmur dan persatuan nasional yang kokoh.

Didorong oleh kesadaran kolektif dan tugas sejarah yang diembannya, maka para sarjana yang berjiwa Marhaenis merasa perlu membentuk sebuah wadah yang dapat mempersatukan seluruh potensi sarjana dalam barisan perjuangan bersama untuk membangun bangsa dan membawa arah intelektual kebangsaan yang berpegang pada Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, Bendera Merah Putih, Bahasa Indonesia dengan penghormatan serta penghargaan terhadap budaya dan kearifan lokal daerah di Indonesia.

Maka berkat Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa, direvitalisasi sebuah wadah perjuangan bersama yang bernama Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1963 dan telah menyelenggarakan Kongres I dan Seminar Pembangunan Ikatan Sardjana Rakyat Indonesia pada Tanggal 8-13 Januari 1964 di Jakarta yang mana Presiden Sukarno menyampaikan sambutan tertulis tertanggal 6 Januari 1964.

Bahwa atas dasar kenyataan sejarah dan tantangan bangsa masa kini dan masa mendatang, maka disusun dan disempurnakanlah Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia pada Deklarasi Revitalisasi ISRI pada tanggal 11 November 2017 di Yogyakarta”.

Naskah Deklarasi Revitalisasi Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) yang dibacakan juga diikuti perwakilan peserta deklarasi dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI, Banten, Kalimantan Tengah, Maluku, Sumbagsel.

Para Sarjana yang berhaluan nasionalis ini membulatkan tekadnya dengan mendeklarasikan kembalinya Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia yang telah ada sejak Tahun 1963 yang saat itu Ketua Umumnya adalah Roeslan Abdulgani (Menteri Koordinator Perhubungan dengan Rakyat) dan Wakil Ketua saat itu adalah Menteri Pertambangan Kabinet Ampera I yaitu Ir. Bratanata. Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia di inisiasi juga oleh berbagai perwakilan elemen nasionalis beberapa diantaranya merupakan SC dan oleh Formatur di tempatkan sebagai Dewan Penasehat dan Dewan Kepakaran, antara lain Antonius Sunaryo Anggota ISRI 1963 duduk sebagai salah satu ketua bidang, Djoko Subandrio Usman Ketua ISRI NTB, Iman Toto dan Soeroto yang juga anggota ISRI sebagai Dewan Penasehat, sedangkan dari Cendikiawan Marhaenis (CM) ada beberapa nama antara lain Dhia Prekasha Yoedha, Freddy Sutedi, Prof. Jim Wiryawan, dari Ikatan Sarjana Nasionalis Indonesia (ISNI) ada Didiek S Hargono, dari Persatuan Cendikiawan Nasional Indonesia (PCNI) ada Drs. Suwarno, Pataniari Siahaan, RM. Soedhiro, dari LKSM ada Prof Wuryadi, Wisnu Wardhana, Karyono Wibowo dan berbagai perwakilan elemen Nasionalis seperti berdikari, CSSC, Jaringan Intelektual Muda Nasionalis.

Adapun formatur ISRI yaitu Ketua Drs. Wisnu Wardhana (Lembaga Kajian Strategik Marhaenis) dan Ir. Didiek Poernomo (Alumnus ITB – Cendikiawan Marhaenis) menyusun komposisi kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) 2017-2020 yang merupakan pengurus pusat peralihan, sebagai berikut Wakil Ketua Umum Prof. DR. Hariyono, MPd.; Ir. Didiek Poernomo.; dr. PB. Aryatmoko.; DR. Tarto Sentono, ST. MPd, pada Tim Kesekjenan antara lain Tim Kesekjenan DPN ISRI : Cahyo Gani Saputro, SH., drh. Ganis Harsanto A., Giri Nur Pribadi, STP.,MM., Marbawi, S.Sos, M.Si., Herman Dirgantara, S.Fil., Ardinanda Sinulingga, S.PI.,M.Si. (Han)., Andi Yulius Widianto, S.IP., Ajie Amiseno, SE., Renata Catur Yuliantanti, SE, MBA., Danang Setiaji, SH. MKn., Dian Kresnawati, STP sedangkan Tim Bendahara antara lain Hengki ZP Tampubolon, SE, Ak., CA, CPAI, M.Si. MSi., DR. drh. Sahir Syah Ali, Bima Iriantika, ST,MT., Bambang Nugroho, ST, Irwan Supriadi Rambe, S.IP, MSc., Taufan Dante, SE., R. Angka Prasetija, SH, Kuncoroadi Prasetyadji, S.E., M.Ec.Dev,. Yusdianto Haryo Soeroso ST, MT.

Jakarta, 26 November 2017.

Penulis

Cahyo
Sekjen ISRI

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs