Rizal Ramli. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Tokoh nasional Rizal Ramli, menyebut Indonesia itu sebagai negara paling kaya sumber daya alam (SDA) di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Tapi karena kepemimpinan bangsa ini penuh konflik kepentingan, akhirnya mayoritas rakyak Indonesia tetap miskin.

Sehingga masalah yang penting adalah menyusun regulasi di sektor mineral dan batubara (minerba) yang bisa menciptakan kesejahteraan rakyat. Makanya prioritas saat ini bukan soal holding BUMN tambang, tapi ciptakan regulasi dan kepemimpinan yang bisa mengelola SDA untuk kesejahteraan rakyat.

“Karena bangsa kita itu diberikan Tuhan paling kaya di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Tapi model pengelolaan SDA seperti ini terus, hanya kepentingan jangka pendek, penuh konflik kepentingan, dan kepentingan pribadi, maka kita kaya tapi rakyatnya mati di lumbung padi,” kata Rizal di Jakarta, ditulis Minggu (26/11).

Dia bercerita soal UU Minerba yang dulu disusun atas kepentingan asing karena dibiayai oleh USAID. Lembaga AS ini biayai pembahasan UU ini di DPR. Sehingga seolah-seolah kepemilikan SDA itu bisa diwakilkan oleh swasta terutama asing.

Padahal, kata Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu, sektor tambang itu milik rakyat Indonesia, sehingga jika hal apa pun termasuk mau menerbitkan surat surat utang dengan menjaminkan tambang tanpa seizin rakyat Indonesia, itu tidak bisa.

“Akan tetapi, karena dipelintir oleh UU yang dibiayai asing itu, akhirnya perusahaan asing ini bisa gunakan tambang ini untuk terbitkan saham baru atau surat utang,” ucap Rizal.

Dia menceritakan satu perusahaan asing asal Australia yang memiliki tambang di Kalimantan, perusahaan itu tidak melakukan apa-apa terhadap tambang itu puluhan tahun, alasannya infrastruktur tak mendukung.

Tapi perusahaan itu memasukkan aset tambang itu sebagai kontijensi aset di laporan keuangannya, sehingga bisa menerbitkan surat utang, terbitkan saham, sahamnya bisa naik. Tapi culasnya, utang yang mereka dapat diinvestasikan ke negara lain berdasarkan jaminan kekayaan di Indonesia.

“Itu yang terjadi. Itu karena yang itu bodoh elit di bangsa kita,” kata dia.

Untungnya, UU Minerba karena diuji materi antara lain dirinya bersama kalangan dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah ke MK dikabulkan. “Kami terima kasih ke MK batalkan UU itu dan buat UU baru supaya di masa datang aset kita tak seolah-olah jadi milik orang asing dan dia gunakan untuk cari uang investasi ke negara lain,” beber dia.

(reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka