Sukabumi, Aktual.com – Bencana alam tanah longsor dan angin puting beliung, melanda tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang disebabkan hujan deras yang turun sejak Senin (27/11) dini hari.

“Tiga kecamatan yang dilanda bencana tersebut yakni Kecamatan Bantargadung, Cisaat dan Nyalindung,” kata Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Yana Rusyana di Sukabumi, Senin.

Informasi dari BPBD, longsor atau pergerakan tanah terjadi di Kampung Ciherang, RT 03/01, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung. Pada bencana ini tidak ada bangunan yang rusak, tetapi jalan penghubung antarkampung tertimbun tanah yang longsor.

Kemudian, bencana angin puting beliung terjadi di Kampung Cijambenyomplong, RT 13/06, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat yang mengakibatkan satu rumah yang dihuni tiga jiwa rusak sedang.

Dan untuk di Kecamatan Bantargadung tepatnya di Kampung Ciputat, RT 004/00, Desa Limusnunggal tiga rumah tergerus rusak dan jalan desa tertutup tanah akibat longsor tebing setinggi tujuh meter.

“Tidak ada korban jiwa pada bencana ini, tetapi dampak kerugian yang ditanggung korban mencapai puluhan juta rupiah. Saat ini petugas dan relawan BPBD masih berada di lokasi bencana untuk membantu para korban,” tambahnya.

Yana mengatakan bencana alam ini disebabkan curah hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir ini. Bahkan beberapa kecamatan sejak dua hari hujan tidak reda-reda.

Pihaknya mengimbau warga khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana untuk selalu waspada akan terjadi bencana. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan.

“Untuk bantuan dalam kondisi tersedia dan jika ada bencana logistik bantuan darurat seperti makanan siap saji, perlengkapan makan dan mandi langsung disalurkan,” katanya.

Pihaknya juga sudah mengintruksikan kepada seluruh petugas dan relawan BPBD untuk meningkatkan pemantauan di daerahnya masing-masing karena potensi terjadinya bencana cukup tinggi.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: