Dalam jumpa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut potensi letusan Gunung Agung yang lebih besar segera terjadi. Potensi ini teramati dari peningkatan status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas."Erupsi disertai erupsi eksplosif dengan suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak. AKTUAL/Munzir

Karangasem, Aktual.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memprediksi jika Gunung Agung akan meletus dalam hitungan jam setelah dihantam tremor over scale yang berarti tak bisa lagi tercatat karena melebihi kapasitas.

Namun, hingga kini letusan eksplosif seperti diprediksi belum juga terjadi. Apa yang terjadi dengan Gunung Agung?

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, ketika terekam gempa vulkanik yang cukup besar beberapa kali, maka dalam hitungan jam bisa‎ diikuti letusan besar.

“Penentunya vulkaniknya, bukan tremor over scale-nya. Tremor yang over scale-nya itu wujud dari letusan itu sendiri,” kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu 29 November 2017.

Rupanya, kemarin telah terjadi letusan dengan skala yang masih rendah. Devy menyebut Volcanic Eruption Index (VEI) ‎sekitar skala II atau bahkan di bawah itu.

“Di Gunung Agung ini sekarang gempa vulkanik beberapa kali saja sudah bisa memicu letusan. Tidak perlu ratuan bahkan ribuan yang terekam seperti September-Oktober. Magnitude-nya ya, bukan amplitudo-nya,” jelasnya.

“Dengan magnitude 2 saja sudah bisa memicu letusan. 2 Skala Richter (SR) itu sudah bisa meletus. Kemarin begitu, gempa 2 SR‎ sudah terjadi letusan,” tambah dia. Itu karena saat ini Gunung Agung sudah terbuka. Sumbat lava yang terbentuk akibat letusan tahun 1963 berhasil dijebol magma.

“Gempa besar yang bisa kita rasakan pada September-Oktober itu tahap pembukaan celah. Saat itu, kita memprediksi ketika mengalami akselerasi dengan peningkatan eksponensial bisa terjadi letusan. Tapi ternyata tidak terjadi. Itulah kompleksitas gunung api. Tapi ketika energinya cenderung turun, jumlah gempanya cukup banyak,” katanya.

Sementara, ‎ia melanjutkan, gempa itu merefleksikan dari volume interusi magma. “Saat itu kita hitung ada 39 juta meter kubik. Walaupun dulu energinya berkurang, deformasi cenderung melambat, tapi jangan lupa di perut Gunung Agung sudah terdapat magma yang suatu saat bisa ke luar,” ujarnya.

Mungkin saja beberapa pihak saat itu menduga letusan Gunung ‎Agung akan terjadi beberapa tahun berikutnya alias tidak jadi meletus. “Tapi ternyata terjadi sekarang. Tanggal 21 November kemarin itu pukul 17.05 WITAterbuka juga (sumbat lava). Ada yang lolos ke permukaan, warnanya abu-abu. Itu artinya sudah ada penerobosan sumbat lava tahun 1963,” jelas dia.

“Lubang bru tercipta dengan diameter 100 meter. Kemudian pada letusan tanggal 25 November lalu diameter lubangnya menjadi 291 meter. Melebar dia. Kemarin, letusannya lebih besar lagi,” tutup Devy.
Pewarta : Bobby Andalan

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs