Jakarta, Aktual.com – Institut Hijau Indonesia mengungkapkan Perusahaan yang didirikan Sukanto Tanoto bernama Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) bersama 35 unit izin hutan tanaman industri (HTI) yang bernaung di bawah APRIL Group menguasai lahan 1,33 juta hektar.
Angka ini menjadi 1,96 juta hektar bila digabung dengan 42 unit HTI pemasok industri bubur kertas mereka. Tak hanya itu, bisa menjadi 2,1 juta jika ditambah perkebunan sawit Asian Agri yang juga bisnis keluarga Tanoto.
“Luasnya setara 3,7 kali pulau Bali. Bahkan setara gabungan luas 3 Pulau, yaitu: Flores (1.355.000 ha) Belitung (483.300 ha) dan Pulau Alor (286.500 ha). Peristiwa nyata ini terjadi di Indonesia,” kata Ketua Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad secara tertulis, Jumat (1/12)
“Ini jauh dari rasa adil. Padahal kata adil dua kali disebutkan dalam Pancasila, yaitu sila kedua dan kelima. Ketidakadilan ini makin nyata bila luasannya dibandingkan dengan tanah garapan petani miskin di Jawa. Tiap petani miskin hanya kuasai tanah kurang dari 0,5 hektar. Jadi, 2,1 juta hektar itu setara dengan tanah yang digarap oleh 4,4 juta petani miskin,” ujar dia.
Operasi PT RAPP sendiri berada di Riau. Luasnya 338.000 ha. Sebagian lahan berada pada ekosistem gambut yang seharusnya dilindungi. Akibatnya, operasi PT. RAPP juga berdampak serius terkadap kebakaran hutan dan lahan gambut.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, kebakaran lahan di lokasi PT. RAPP pada 2015 seluas 2.677 ha; pada 2016 seluas 6.546 ha; dan tahun 2017 seluas 1.270 ha.
Bersama beberapa perusahaan lainnya, PT RAPP menjadi penyumbang asap yang terpaksa dihirup oleh jutaan warga Riau dan sekitarnya bahkan hingga negara tetangga. Selama 17 tahun manusia menderita oleh asap kebakaran hutan dan gambut sejak 1997 hingga 2015.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs

















