Karangasem, Aktual.com – Satelit NASA Modis merekam thermal atau suhu panas di puncak kawah Gunung Agung mengalami penurunan. Jika sebelumnya satelit NASA Modis merekam suhu panas hingga tingkat tinggi, sejak kemarin, Kamis (30/11) terpantau suhu panas cukup rendah. Apa yang terjadi dengan Gunung Agung?
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menjelaskan, satelit milik Amerika Serikat itu memang melakukan perekaman terhadap citra panas di puncak kawah gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.
Hanya saja, citra panas ini bisa terpengaruh hasil pengukurannya jika terdapat awan di atas puncak kawah gunung yang tengah erupsi tersebut.
“Jadi, bisa saja tidak terdeteksi karena adanya kolom asap atau jika ada awan yang tebal,” papar Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (1/12).
Jika ha itu terjadi, maka menurut Devy deteksi suhu panas yang terekam intensitas yang terdeteksi lebih kecil daripada sesungguhnya. “Sebelumnya memang terpantau cukup tinggi. Tapi sejak kemarin itu menurun sampai low. Tapi itu (saat terdeksi low) kondisinya di atas kawah sedang berawan,” ujarnya.
Devy memprediksi apa yang tertangkap oleh satelit NASA Modis bukan hasil yang sesungguhnya. “Karena berawan, kondisi itu mempengaruhi nilai sebenarnya dari deteksi satelit NASA Modis, bukan berarti dia mengalami penurunan. Tapi kita monitor terus. Mudah-mudahan langitnya cerah agar kita bisa dapat data yang lebih representatif, karena kelemahan satelit awan salah satunya,” demikian Devy.
Laporan Bobby Andalan, Bali
Artikel ini ditulis oleh: