Jakarta, Aktual.com – Organisasi Kesejahteraan rakyat (Orkestra) mempublikasikan hasil surveinya bahwa rivalitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Joko Widodo (Jokowi), sangat bersaing ketat. Kedua tokoh ini memiliki elektabilitas yang tak berbeda jauh menyongsong Pilpres 2019.
Sebagaimana diketahui, meskipun Jokowi memenangkan Pilpres 2014 dan mengendalikan tampuk kekuasaan, namun ternyata dia tidak mampu mendongkrak elektabilitas secara signifikan melampaui Prabowo.
“Elektabilitas Jokowi saat ini hanya 24,38 persen, disusul Prabowo 21,09 persen,” kata Ketua Umum Orkestra, Poempida Hidayatulloh di Jakarta, Minggu (3/12).
Kemudian jauh di bawah itu, terdapat sejumlah nama tokoh lainnya yakni Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo 2,80 persen, Agus Harimurty Yudhoyono (AHY) 2,31 persen, Anies Baswedan 2.14 persen, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 1,81 persen, Jusuf Kalla 1,48 persen, Ridwan Kamil 1,32 persen, Risma Tri Rismaharini 1,24 persen, Mahfud MD 1.07 persen.
Di sisi lain, Orkestra juga menemukan bahwa posisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) digilas oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) besutan Prabowo Subianto.
Diketahui elektabilitas Partai Gerindra menempati posisi teratas sebesar 15,2 persen, sedangkan PDI-P yang merupakan partai pengusung Jokowi sebagai rival Prabowo di Pilpres 2014, hanya menempati posisi kedua dengan elektabilitas 12,5 persen.
“Ini tidak lepas dari peran Gerindra yang menempatkan diri sebagai partai kritis terutama isu UU Ormas yang mampu menggerus partai PDIP,” kata Poempida.
Kemudian perlu juga diingat bahwa PDIP merupakan partai pemenang pemilu legislatif dengan perolehan suara terbanyak sebesar 18,95 persen pada 2014 lalu, artinya penurunan elektabilitas ini menandakan adanya kekecewaan publik kepada partai berkuasa.
“Telah terjadi perubahan peta kecendrungan pemilih dibanding 2014 lalu,” kata Poempida.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta