Tersangka kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto (tengah) meninggalkan gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (21/11/2017). Ketua DPR tersebut menjalani pemeriksaan perdana selama lima jam usai ditahan oleh KPK terkait dugaan korupsi proek KTP elektronik. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Tersangka kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto disebut telah mengundurkan diri sebagai Ketua DPR RI. Pengunduran diri ini kabarnya disampaikan melalui surat yang dikirim kepada Fraksi Golkar.

Tidak hanya pengunduran diri, Setnov juga merekomendasikan Aziz Syamsudin sebagai sosok penggantinya.

Hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPP Partai Golkar, Roem Kono.

“Memang sudah ada pemberitahuan secara tidak resmi bahwa memang betul bahwa ada surat putusan dari Ketua Umum Setya Novanto menunjuk saudara Aziz,” ujar Roem di Jakarta, Sabtu (9/12).

Roem mengatakan bahwa surat pengunduran diri Setnov kemungkinan akan dibacakan dalam rapat pleno Partai Golkar pada pekan depan. Rapat pleno ini akan membahas pelaksanaan agenda Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai tersebut.

Surat pengunduran diri ini pun telah disampaikan Ketua Fraksi Golkar Robert Kardinal dalam pertemuan dengan sejumlah fraksi di DPR pada Jumat (8/12) kemarin.

Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengamini hal tersebut. Arsul sendiri mengaku menghadiri pertemuan antar fraksi DPR yang berlangsung di Lantai 12 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen atau lantai Fraksi Partai Golkar.

“Cuma dikasih info bahwa Pak Nov mundur, Golkar usulkan Aziz. Sudah cuma itu,” kata Arsul di tempat terpisah.

Arsul sendiri menghadiri pertemuan tersebut bersama Sekretaris Fraksi PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal. Menurutnya, ia dan Cucun hanya mengikuti pertemuan tersebut selama lima menit saja.

Ia membantah isu yang beredar bahwa pihak Golkar meminta fraksi lain menyetujui penunjukan Aziz sebagai Ketua DPR RI pengganti Novanto.

“Tidak sejauh itu sampai meminta agar mendukung Pak Azis Syamsuddin,” ujar Arsul.

Lebih lanjut, Arsul juga menegaskan bahwa pertemuan itu juga terjadi secara spontan, tanpa direncanakan sebelumnya. Ia tak sengaja bertemu dengan Robert dan Aziz usai melaksanakan sholat Jumat di Masjid DPR RI.

Ia menambahkan, jika memang Golkar berencana meminta dukungan pasti akan dilakukan pada pertemuan yang sifatnya lebih formal seperti forum Badan Musyawarah (Bamus) atau pertemuan di luar itu.

Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan