Jakarta, Aktual.com – Peneliti pada Renaissance Political Researc and Studies (RePoRT) Ibnun Hasan Mahfud mengatakan bahwa bila Munaslub Golkar dilaksanakan maka sudah pasti Airlangga Hartanto sebagai calon ketua umum Partai Golkar yang akan terpilih.
Lantaran, sinyal jelas dukungan Istna sudah diberikan kepada menteri perindustrian tersebut, sehingga perebutan ketua umum pengganti Setya Novanto pun sudah tidak menarik lagi.
Namun, saat ini justru yang menarik di tengah hiruk pikuk persoalan Golkar, muncul nama Titiek Soeharto, apakah ingin mengambil alih partai beringin tersebut?.
“Bagi saya ini sebuah manuver yang menarik tapi bukan ketum sebenarnya yang jadi target utama Titiek, namun lebih kepada beberapa persoalan lain, misalnya Titiek bermaksud membuka memori bahwa Golkar bisa dalam posisi seperti sekarang ini karena jasa besar Cendana,” kata Ibnun dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (10/12).
“Makanya kemudian, yang diundang (bertemu) adalah tokoh-tokoh senior Golkar dan acaranya dilaksanakan di Cendana,” tambahnya.
Selain itu, sambung dia, puteri Presiden RI ke 2 ini juga sedang berupaya membangun kembali bargaining keluarga Cendana untuk mengisi peran-peran penting di negeri ini melalui jalur Golkar.
Sebagaimana diketahui Golkar setelah ini akan memilih kadernya untuk posisi ketua DPR dan bahkan juga posisi menteri apabila Airlangga terpilih sebagai Ketum dan mundur dari jabatan menterinya, atau ketua Fraksi Golkar di DPR apabila terjadi perombakan.
“Menurut saya ini adalah target yang realistis bagi Titiek sebagai langkah awal membangun kembali trah Cendana dalam tubuh Golkar dan Titiek maupun keluarga Cendana sangat yakin menyadari peluang ini dengan baik,” papar dia.
Pun demikian, masih kata Ibnun, untuk mencapai ke sana bukan perkara mudah bagi Titiek yang saat ini menjabat sebagai anggota dewan, dalam rangka membawa pengaruh Cendana ke Golkar.
“Karena Golkar saat ini bukanlah Golkar era orde baru. Disamping itu, banyaknya kader-kader Golkar yang kapasitasnya bagus serta masih muda mungkin akan menjadi persoalan tersendiri bagi keluarga Cendana khususnya Titiek yang pengaruhnya tak lagi sebesar dulu, belum lagi kalau kita membahas soal friksi yang ada di tubuh Golkar sendiri,”sebut dia.
“Sehingga rasanya keluarga Cendana perlu masuk secara senyap dalam kekuatan terbesar yang ada saat ini guna dapat kembali mengisi pos penting dalam Golkar ataupun pemerintahan,” pungkasnya.
(Reporter: Novrizal)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Eka