Jakarta, Aktual.com –  PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) masih merasa optimis dan yakin terhadap prospek pemulihan perekonomian nasional serta perkembangan kinerja bisnisnya yang positif di tahun 2018 ini.

Menurut Sekretaris Perusahaan Bank BJB, Hakim Putratama, di tengah kondisi perekonomian global yang mulai membaik, pihaknya menganggap perekonomian nasional bakal mulai pulih. Tentu hal itu berdampak pula terhadap kinerja perbankan yang akan membaik.

“Bank BJB tetap optimistis terhadap pertumbuhan dan kinerja perbankan khususnya Bank BJB sendiri, di tengah kondisi pemulihan perkonomian global tersebut,” tegas Hakim dalam keterangan yang diterima, Minggu (10/12).

Hakim menegaskan, optimisme pihak perseroan itu tidak semata-mata sebuah harapan belaka. Namun berdasar pandangan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyatakan angka pertumbuhan ekonomi nasional 5,4% merupakan skenario optimistis dan cukup realistis untuk dicapai.

Apalagi lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) pun memandang positif pertumbuhan ekonomi Indonesia itu.

“Kami melihat perekonomian Indonesia berada dalam tren pemulihan. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya pertumbuhan ekonomi yang dicapai dari 5,01% pada 2015, menuju pada level 5,3% pada tahun depan,” kata dia.

Seperti diketahui, pemerintah telah menyusun asumsi makro ekonomi dalam APBN 2018. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada pada level 5,4% atau naik sekitar 0,2% dibandingkan proyeksi pertumbuhan tahun ini di level 5,2%. Asumsi inflasi pun di patok pada level 3,5% dan plus minus 1% serta nilai tukar rupiah Rp13.500 per 1 dolar AS.

Pemerintah juga menargetkan, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta dapat menjadi kontributor utama pertumbuhan utama. Selain tentunya dari pertumbuhan ekspor yang akan berdampak positif pada penguatan nilai tukar.

Tahun depan, kata dia, konsumsi rumah tangga diprediksi naik menjadi 5,1% dan laju investasi swasta berada di level 6.

Meski tahun ini pertumbuhan kredit berada di bawah 10%, proyeksi pertumbuhan lebih moderat terjadi pada tahun 2018 sehingga berada di rentang 10-12%.

“Konsolidasi antara perbankan dan dunia usaha tidak akan seketat tahun ini karena itu permintaan kredit juga akan meningkat,” kata dia.

Peningkatan permintaan kredit ini, menurut Hakim, sejalan dengan rencana penurunan suku bunga yang sudah dilakukan oleh BI pada tahun ini, kemungkinan dampaknya baru akan dirasakan masyarakat dan dunia usaha mulai akhir tahun ini.

 

Pewarta : Busthomi

 

Foto: Beritasaham.com

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs