Ego Syahrial (istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Kementerian ESDM secara simbolis menyerahkan 100 unit paket perdana konverter kit (konkit) BBM ke LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil di Kabupaten Cirebon. Jawa Barat. Acara ini menandai berakhirnya pembagian konkit untuk nelayan kecil pada tahun 2017.

Pembagian paket perdana konkit merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2015 terkait Penyediaan, Pendistribusian & Penetapan Harga LPG untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi telah melaksanakan kegiatan pembagian konkit BBM ke LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil sejak tahun 2016 sebanyak 5.473 unit di 10 kabupaten/kota. Pada tahun 2017, dilaksanakan pembagian sebanyak 17.081 unit di 28 kabupaten/kota dengan dana Rp 120,92 miliar.

Untuk Kabupaten Cirebon, ini merupakan kali kedua nelayan kecilnya memperoleh paket perdana konkit, setelah tahun 2016 kebagian 229 unit. Paket perdana yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak berbahan bakar bensin, tabungLPG 3 kg sebanyak 2 unit beserta isinya, konkit berikut aksesorisnya (reducer, regulator, mixer, dll) serta as panjang dan baling-baling.

Pembagian konkit di Kabupaten Cirebon dilakukan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Ego Syahrial, didampingi anggota Komisi VII DPR Herman Khaeron, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Komunikasi Hadi Mustofa serta Alfareeda Adrianto Elifas, Domestic Gas Manager Region III PT Pertamina.

Pelaksana tugas Dirjen Migas Ego Syahrial pada acara tersebut menyampaikan, proses penentuan lokasi pembagian konkit untuk nelayan kecil ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Kabupaten Cirebon, Dinas Perikanan dan Kelautan dan DPR RI.

Mengingat anggaran APBN dan SDM yang terbatas, lanjut Ego, usulan dan pendataan nelayan yang menerima paket perdana konkit, didasarkan pada skala prioritas.

“Mana yang perlu didahulukan dilaksanakan pembagiannya, kami melakukan konsultasi untuk mendapat arahan dari Komisi VII DPR RI sebagai mitra kerja Kementerian ESDM,” ujar Ego secara tertulis, Selasa (12/12).

Sejalan dengan semangat Nawacita Presiden Joko Widodo, selain program BBM Satu Harga yang sedang dijalankan, Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan ini juga bertujuan sebagai solusi penyediaan energi alternatif ramah lingkungan, mengurangi emisi gas karbon monoksida/gas buang, mengurangi kerusakan terumbu karang serta membantu ekonomi masyarakat nelayan menjadi lebih sejahtera.

Nelayan yang menerima paket perdana konverter kit, diusulkan oleh dinas yang membidangi kelautan dan perikanan daerah. Kriteria lainnya, pemilik kapal dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan 5 GT (gross ton), berbahan bakar bensin, kapal yang digunakan memiliki daya mesin lebih kecil atau sama dengan 13 HP (Horse Power), jenis alat tangkap yang digunakan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan serta belum pernah menerima bantuan sejenis.

Lebih lanjut Ego mengungkapkan, kapal nelayan yang mendapat konkit merupakan berbahan bakar bensin karena teknologi yang bisa mengkonversi 100% LPG baru untuk mesin berbahan bakar bensin saja. Sedangkan mesin berbahan bakar solar belum tersedia. “Pada umumnya, nelayan one day fishing menggunakan mesin penggerak maksimal 13 HP yang biasanya merupakan mesin berbahan bakar bensin,” papar Ego.

Penghematan yang dirasakan nelayan kecil dengan menggunakan LPG mencapai 50%. Sebagai ilustrasi, penggunaan 1 tabung LPG 3 kg yang rata-rata harga jualnya Rp 17.000-18.000, dapat disetarakan dengan 7 liter bensin senilai Rp 45.150. “Dihitung dengan menggunakan LPG, didapatkan penghematan bisa mencapai 50% dibandingkan dengan menggunakan BBM,” ujar Ego.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron mengucapkan terima kasih atas perhatian Pemerintah kepada nelayan Kabupaten Cirebon. Menurut dia, program ini dievaluasi oleh DPR dan terbukti sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Selain memberikan Peningkatan kuantitas ikan tangkapan, kita juga memberikan mesin yang lebih simpel. Tinggal membiasakan saja para nelayan yang tadinya menggunakan BBM, beralih ke gas,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Pemerintah juga meminta agar nelayan penerima paket konkit dapat memelihara seluruh peralatan dan mesin dengan sebaik-baiknya, serta digunakan sesuai kebutuhan agar keberlangsungannya bisa lebih panjang. “Nanti ada pendampingan dari kita. Kalau bapak-bapak nelayan mengalami kendala atau kesulitan, bisa ditanyakan ke petugas yang ditunjuk,” tambah Ego.

Melalui penggunaan bahan bakar LPG untuk melaut diharapkan juga bermanfaat membuat penurunan tingkat pencemaran lingkungan secara signifikan. “Konversi BBM ke LPG menjadi bentuk perlindungan lingkungan untuk generasi anak-cucu kita yang akan datang. Anak-anak sehat sehingga bisa bersekolah dengan baik, bapak nelayan menjadi lebih semangat pergi melaut,” pungkas Ego

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta