Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (12/12) pagi, bergerak menguat tipis sebesar dua poin menjadi Rp13.550 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.552 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa pergerakan rupiah relatif terbatas menyusul potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (fed fund rate/FFR) pada pekan ini cukup terbuka menyusul sejumlah data AS yang membaik.
“Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini diproyeksikan memutuskan kenaikan FFR, kondisi itu yang menahan laju rupiah,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen reformasi pajak Amerika Serikat turut mempengaruhi pergerakan rupiah. Proses reformasi pajak Amerika Serikat cenderung positif karena memberi harapan perbaikan ekonomi.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa RUU reformasi pajak AS masuk dalam babak baru setelah pada 2 Desember lalu senat AS meloloskan RUU itu meski masih ada perbedaan antara Senat dan DPR AS.
“Reformasi pajak yang dilakukan oleh AS ini diperkirakan akan berdampak pada kondisi pasar ekonomi. Dimulai dari obligasi sampai dengan apresiasi dolar AS,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa para ekonom menilai, reformasi pajak yang dilakukan oleh AS merupakan langkah tepat karena akan mengangkat standar kehidupan yang lebih baik terutama terhadap Produk Domestik Bruto AS di masa mendatang.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: