Sri Mulyani

Jakarta, Aktual.com – Perekonomian Indonesia tetap bergerak stagnan pada kisaran 5 persenan. Bahkan saat posisi Menteri Keuangan dijabat Sri Mulyani Indrawati pertumbuhan ekonomi juga tak bergerak secara signifikan. Berbanding terbalik dengan negara tetangga yang pertumbuhan ekonominya tumbuh hingga 7 persenan.

Tahun depan pun kemungkinan ekonomi Indonesia tak jauh berbeda dari tahun ini. Target pemerintah di angka 5,4 persen di APBN 2018 masih sulit dicapai. Pasalnya, Menkeu sendiri tak punya terobosan berarti. Bahkan Sri Ulyani cuma mengandalkan proses Pilkada Serentak 2018 dan hajatan pesta olah raga Asian Games 2018.

Menurut Sri Mulyani, kedua peristiwa ini dinilai positif yang menjadi keuntungan bagi dunia usaha dan investor di Indonesia pada 2018 nanti adalah bertepatan dengan tahun politik dan perhelatan Asian Games.

“Dengan adanya proses politik dan olahraga itu akan bisa menjadi momen untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia menjadi bertumbuh dan berkembang lebih positif lagi,” jelas dia di Jakarta, Senin (18/12).

Makanya, kata dia, kondisi positif itu sangat baik bagi kalangan investor untuk terus berinvestasi di Indonesia. Pemerintah pun terus meyakinkan investor untuk terus berinvestasi, makanya perubahan sentimen positif 2017 akan menjadi fokus pemerintah di 2018 nanti.

“Untuk itu, akselerasi belanja investasi dan dengan banyak peluang investasi di bidang infrastruktur yang sudah selesai dan pembangunan infrastruktur lainnya akan terus dilakukan pemerintah,” kata dia.

Pemerintah pun disebut dia, akan terus menjaga momentum investasi dan ekspor tersebut yang saat ini masih di tren positif.

“Dan sentimen positif itu harus dijaga, ditambah dengan Inflasi rendah, suku bunga turun, lembaga keuangan perbankan juga melakukan pembersihan NPL (kredit macet), dan lembaga keuangan bank dari likuiditas suku bunga itu. Semua akan berjalan kondusif,” janji Sri Mulyani.

Klaim dia, pencapaian pemerintah dalam hal ekspor yang tingkat pertumbuhannya mencapai dua digit pada kuartal III 2017 itu serta tingkat investasi yang tinggi menjadi hal yang positif. Dia berharap, kondisi perekonomian akan terus membaik sehingga investor bisa berinvestasi dalam rangka sama-sama membangun Indonesia serta memperoleh profit itu.

Namun demikian, kata dia, risiko perekonomian global tetap harus diwaspadai. Pertama, pemulihan ekonomi global yang selama ini masih dibayangi ketidakpastian. Kedua, restrukturisasi perekonomian di China yang sekarang terus menghadapi trade off antara stabilitas dan kontinuitas atau sustainability, dengan kemampuannya untuk meng-adjust di dalam komposisi pertumbuhan ekonomi.

“Serta balancing yang dilakukan China akan memengaruhi seluruh dunia. Itu akan memengaruhi perekonomian Indonesia,” kata SMI.

 

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs