Jakarta, Aktual.com – Regulator pasar modal melihat tahun 2018 sepertinya tak seoptimis pemerintah. Pasalnya, tahun depan akan menjadi tahun politik dengan adanya Pilkada serentak sebanyak 171 daerah.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menargetkan jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) tahun depan tidak seagresif di tahun ini. Untuk tahun ini, SRO (self regulatory organizations) yakni BEI sendiri menargetkan 35 perusahaan yang melakukan IPO dan kemungkinan akan tercapai.
Tahun depan memang akan terjadi Pilkada dan ini dianggap akan menjadi kendala bagi regulator, termasuk juga akan ada hajatan lain seperti Asian Games dan gelaran Piala Dunia. Sehingga akan menghambat calon emiten untuk melepas sahamnya di pasar moda.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, BEI memangkas target IPO tahun depan, karena bertepatan dengan tahun politik.
“Kami merasakan tahun 2018 ini ada beberapa kendala dari sisi persiapan tahun politik 2019, walaupun kita mengasumsikan banyak (emiten baru) cuma kita diskon lagi targetnya karena akan ada beberapa kegiatan di 2018 dan 2019 itu,” ungkap dia di Jakarta, Senin (18/12).
Menurutnya, tanpa adanya agenda besar seperti Pilkada, Asian Games, dan Piala Dunia itu, maka penambahan jumlah perusahaan yang melakukan IPO bisa mencapai 10% dari target sekarang. Jadi mestinya di tahun depan bisa tercapai 40-an emiten baru.
Hingga saat ini, perusahaan yang tercatat di pasar modal sepanjang tahun 2017 sudah mencapai 34 perusahaan. Namun meski banyak, ternyata total nilai kapitalisasi pasarnya hanya mencapai Rp8,7 triliun-Rp8,8 triliun.
“IPO tahun ini, nilainya tidak besar dari tahun lalu. Kalau tahun lalu 16 perusahaan itu totalnya Rp12 triliun, tahun ini dari 34 perusahaan hanya sekitar Rp8,7 triliun-Rp8,8 triliun,” ungkap dia.
Sampai akhir tahun ini, Samsul menyebut masih ada tiga perusahaan yang bakal listing, yaitu PT Campina Ice Cream Industry Tbk, PT Prima Cakrawala Abadi, dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk. Dengan tambahan tiga emiten itu, maka kapitalsiasi pasarnya bisa mencapai diyakini dapat mencapai sekitar Rp10 triliun.
(Reporter: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka