Jakarta, Aktual.com – Komisioner bidang kesehatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sitti Hikmawatty mengaku prihatin dengan insiden meninggalnya anak laki-laki usia 15 tahun di Bandung karena penyakit Difteri.
Pasien asal Sukabumi yang meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung itu sempat mendapatkan diagnosis syok sepsis (cold shock) dan Tonsilofaringitis Difteri.
Dia juga mendapat penanganan tracheostomy untuk mengatasi kesulitan bernapasnya tapi tidak kunjung mendapatkan serum anti-Difteri (ADS) yang langka dan berujung merengut nyawa anak di ruang gawat darurat.
“KPAI berharap agar status Kejadian Luar Biasa (KLB) saat ini menjadi pintu evaluasi terhadap pelayanan kesehatan yang telah berlangsung,” kata Sitti kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/12).
Menurut informasi yang diterimanya dari Direktur Surveillance dan Karantina Kemenkes RI, pekan ini terjadi pergerakan kenaikan kembali kasus Difteri sehingga perlu dilakukan upaya yang lebih giat lagi dari semua pihak.
Dia mengatakan setiap kejadian luar biasa harus disikapi dengan arif lantaran sifatnya yang mewabah dan bukan kejadian biasa.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid