Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar (kiri) memimpin rapat internal di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/7). Menteri ESDM pengganti Sudirman Said tersebut mempersiapkan tiga kebijakan yang akan dijalankan dalam membenahi sektor energi, yaitu pemanfaatan sumber daya alam, membangun kedaulatan energi guna menjamin pasokan kebutuhan, dan memberikan jaminan kepastian hukum bagi investor luar dan dalam negeri. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi optimis sektor hulu migas tahun 2018 akan semakin membaik bersamaan Permen ESDM No 52 Tahun 2017 semakin meyakinkan bagi investor.

“Tahun depan produksi Migas akan kembali meningkat seiring dengan semakin membaiknya iklim investasi Migas dengan diberlakukan Gross Split Contract,” kata dia kepada Aktual.com, Minggu (31/12).

Sebagaimana diketahui, dari penawaran wilayah kerja (WK) yang dilakukan pemerintah, sebanyak 5 WK migas Konvensional diminati investor. Berbeda dari tahun-tahun sebelum, WK Migas yang ditawarkan sepih peminat dan tidak laku.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menyatakan hal Ini sebagai pertanda baik bagi sistem kontrak Gross Split, mengingat dalam beberapa tahun lalu, penawaran dilkukan dengan sistem cost recovery. Berbeda pada kali ini penawaran dilakuan dengan sistem gross split.

Sehingga rinciannya dari 15 WK migas yang ditawarkan, terdapat 20 bid dokumen yang diakses oleh 13 perusahaan. Dari 7 WK migas konvensional yang ditawarkan ini, sebanyak 5 WK diajukan penawarannya oleh beberapa perusahaan migas yang mayoritas berskala internasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid