Jakarta, Aktual.com – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan menolak rencana pemerintah untuk melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton karena kebijakan itu dinilai akan semakin memukul daya beli petani.
Kebijakan impor semakin tidak tepat, ujar Presiden KSPI, Said Iqbal, mengingat pada bulan Februari, para petani masuk musim panen.
“KSPI dan buruh Indonesia mendesak pemerintah untuk mengendalikan harga beras dengan cara menurunkan harga beras menjadi lebih murah. Buruh juga dengan tegas menolak impor beras,” kata dia secara tertulis, Senin (15/1).
“Buruh dan petani adalah kelompok masyarakat yang paling rentan terpukul daya belinya dengan kenaikan harga beras. Oleh karena itu, sekali lagi, KSPI mendesak Presiden Joko Widodo agar jangan terlena dengan adagium tahun 2018 adalah tahun politik sehingga melupakan kesejahteraan buruh, petani, dan rakyat kecil,” tegas dia.
Iqbal mengancam; bilamana sampai dengan akhir Januari 2018 Pemerintah tidak bisa menurunkan harga beras, pihaknya akan melakukan aksi besar-besaran di 50 kota besar yang melibatkan puluhan ribu buruh.
“Aksi yang akan digalang KSPI tersebut direncanakan akan digelar serentak pada tanggal 6 Februari dengan tiga tuntutan rakyat atau Tritura, yaitu: Turunkan Harga Beras – Stop Impor Beras, Naikkan Daya Beli – Tolak Upah Murah, Jangan Pilih Pimpinan Daerah yang Busuk,” pungkas dia.
Reporter: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka