Jakarta, Aktual.com – Bagi penulis, PPP bukan sekadar Wasilah atau jembatan politik demi tercapainya cita-cita pribadi untuk sampai pada tujuan. PPP sudah mengalir dalam darah sebagai spirit dan ruh yang menjiwai derap langkah pergerakan penulis sebagai praktisi politik.

Jika dalam Mars PMII ada redaksi “Pembela Bangsa Penegak Agama”, maka dalam konteks hari ini, PPP lah medan juang penulis untuk berbuat lebih banyak untuk Agama dan Bangsa.

2018 adalah tahun harapan bagi PPP. Setelah berlarut-larut dalam penyelesaian konflik internal, melewati masa-masa deadlock, memecah kebuntuan politik, dualisme yang melelahkan, sampailah PPP pada momentum konsolidasi politik yang dalam pandangan penulis PPP tak boleh lengah.

Kerja keras dan kerja cerdas, serta kematangan strategi adalah kunci kemenangan PPP pada Pemilu mendatang. Dan hari ini, Ketua Umum Romahurmuziy menjalankan perannya dengan amat sangat baik.

Romahurmuziy yang adalah cucu dari KH. Wahab Hasbullah memahami betul betapa Pilkada serentak 2018 ini adalah starting point bagi PPP untuk menancapkan kaki kembali di kantong-kantong suara PPP. Dan terbukti, dari tiga Pilkada di wilayah terbesar; Jabar, Jatim, dan Jateng, PPP punya peran yang amat strategis.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara