Jakarta, Aktual.com – Pemberhentian Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum Partai Hanura lantaran adanya mosi tidak dipercaya yang diajukan oleh 27 DPD dan lebih dari 400 DPC Partai Hanura dapat membawa implikasi buruk bagi partai tersebut.
Salah satu hal yang diakibatkan oleh pemberhentian ini adalah dualisme partai politik. Terlebih, pemberhentian ini pun dibalas oleh kubu OSO dengan memecat Sekjen Hanura, Sarifuddin Sudding.
Sudding merupakan salah satu petinggi Hanura yang terlibat dalam pemberhentian OSO.
“Jika perseteruan tidak usai, ada kemungkinan Hanura pecah, ada dualisme kepeimpinan,” kata dosen ilmu politik Universitas Negeri Jakarta, Ubaidillah Badrun saat dihubungi Aktual, Selasa (16/1).
Kemungkinan ini sangat terbuka lantaran Ubaidillah menduga adanya dukungan dari sejumlah pendiri partai, termasuk Ketua Dewan Pembina Hanura, Wiranto terhadap pemberhentian OSO sebagai Ketum Hanura.
Menurutnya, mosi tidak percaya yang berujung pada pemberhentian OSO ini tidak akan terjadi tanpa adanya dukungan dari Wiranto cs.
“Sepertinya akan ada tarik menarik antara Wiranto dan OSO, sebab mayoritas DPD nampaknya menghendaki Wiranto kembali menjadi Ketua Umum untuk menyelamarkan kisruh Hanura,” jelas pria yang biasa disapa Ubed ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby