Jakarta, Aktual.com-Cukup banyak pihak internal dan eksternal yang menganalisa dan berspekulasi bahwa Ketua Dewan Pembina (WanBin) Partai Hanura, langsung atau tidak langsung “terlibat” dalam konflik Partai Hanura. Keterlibatan Ketua WanBin ini dianalisa dari intensitas pertemuan beberapa teras Partai Hanura ke kantor dan rumah beliau serta tempat lain.
Satu hari sebelum Presiden Joko Widodo hadir di Ultah Hanura ke 11 di Semarang, 23 Des 2016 lalu. W menerima beberapa orang pengurus Hanura di hotel. Mereka itu , saat ini adalah motor penggerak “pemberontakan” di Hanura belakangan ini. W sulit menghindari tuduhan dan spekulasi yang berkembang.
Setahu penulis orang-orang sulit “berontak” bila tanpa restu dari W . Selain itu mentalitas mereka ini sangat saya tahu. Intinya tidak mungkin gerakan ini bisa mengkristal begitu cepat tanpa campur tangan W . Dari statemen W juga dapat dianalisa, a.l. yaa kita selesaikan sesuai AD/ART partai. Artinya W mendorong terjadi Munaslub. Seharusnya sebagai Ketua WanBin, W harusnya melakukan upaya preventif dengan menganjurkan untuk diselesaikan secara musyawarah.
Namanya Ketua WanBin, petunjuk dan nasihatnya menjadi senjata ampuh untuk tidak terjadi konflik internal. Apalagi ada media online yang menyebut bahwa W diminta untuk menjadi Ketum oleh kelompok sebelah sana. Ada benarnya analisa orang bahwa W tidak ikhlas melepaskan partai Hanura kepada OSO ! Apalagi kalau W direshuffel sebagai Menkopolhukam, maka dia butuh “mainan” baru lagi. Umur 70 lebih belum bisa menghentikan keinginannya dan ambisinya.
Sepertinya orang lain tidak mampu !! Dia selalu berkata bahwa Partai Hanura bukan partai dinasti, tapi bila ditengok sepak terjangnya tidak sesuai dengan ucapannya. Bila seandainya ada putra kandungnya mungkin sudah menjadi elit penentu di Partai Hanura. Sebagai seorang pejabat penting dibidang polhukam dia harus paham bahwa konflik ini bisa berkepanjangan seperti yang terjadi dengan partai lain yang sampai kini tak kunjung selesai. Buktinya saat ini telah terjadi pecat memecat dan saling mosi ditingkat DPD dan DPC . Dari konflik di partai lain tersebut semestinya menjadi pelajaran berharga . Konflik dalam sebuah partai biasanya panjang, menghabis energi, sumber daya dll !! Partai Hanura itu sudah resmi mendukung Joko Widodo dalam Pilres 2019 .
Lantas mau dukung apa kalau Hanura tidak lolos verifikasi ? Selama kepemimpinan OSO mulai mengarah kepada tata kelola partai yang membaik !! Oknum-oknum yang selama ini leluasa memanfaatkan jabatannya untuk mencari keuntungan pribadi, ruang geraknya mulai sempit. Sekalipun demikian, dalam memberi dukungan kepada calon kepala daerah, sepertinya masih ada praktek kotor yang di lakukan oknum-oknum ini. Makanya mereka ledakkan konflik ini sesudah proses calon kepala daerah selesai.
Adakah yang beruntung ?… Ya, sudah pasti ada ! Dalam hal ini pasti akan di usut dan ditindak DPP . Sebelum kebongkar kasusnya makanya diciptakan konflik agar kasus mereka tidak terusut !! Kembali kepada Ketua WanBin, saya sarankan beliau harus mendinginkan dan mendamaikan keluarga besar Partai Hanura. Tugas kita masih berat dengan menaikan popularitas dan elektabilitas partai sehingga partai ini bisa besar. Jangan bonsai dan kerdilkan partai ini. Ingat kita telah berkomitmen untuk mendukung Joko Widodo sebagai Capres 2019 !!
Apakah dengan ingin comebacknya menjadi Ketua Umum lagi, W ingin menjadi Capres di tahun 2019. ?? Wallahu A’lam bissawaab !!
Penulis : Djafar Badjeber
Pendiri dan Anggota WanBin Hanura
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs