Jakarta, Aktual.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan pesantren menjadi garda depan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada pelajar termasuk para santri.
“Penyalahgunaan narkotika menyebabkan rusak permanen pada otak. Dan pecandu narkoba hanya memiliki dua pilihan, masuk rumah sakit atau mati. Bila generasi muda bangsa ini menjadi pecandu narkoba, bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia pada 2030, tidak aka nada artinya,” kata Deputi Pencegahan BNN Ali Djohardi Wirogioto, dalam rilis yang diterima, Minggu (21/1).
Ali yang datang dalam acara ke Pondok Pesantren Gadingmangu, Jombang, Jawa Timur, tersebut mengatakan peran pesantren juga sangat besar. Indonesia kini bukan hanya pasar narkoba, tapi sudah menjadi negara produsen dengan temuan beberapa kasus produksi narkoba di sejumlah daerah.
Menurut Ali, BNN telah mengungkapkan hampir semua narkoba ada di Indonesia. Di Amerika Utara dan Eropa hanya mengenal lima jenis narkoba, namuan ada beragam jenis narkoba lainnya yang digolongkan sebagai sampah, diekspor ke Indonesia.
“BNN memerlukan kerja sama dengan semua pihak berdasarkan kemampuan masing-masing. Pesantren Gadingmangu dan pesantren LDII lainnya, bisa ambil peran. Apalagi LDII telah melarang merokok warganya, dengan demikian pintu untuk mencoba narkoba menjadi sulit,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby