Menkeu Sri Mulyani berbincang dengan Ketua OJK Muliaman D Hadad saat rilis stabilitas keuangan Indonesia, Jakarta, (3/2). KSSK merilis kondisi stabilitas sistem keuangan Indonesia hingga akhir tahun 2016 dalam kondisi normal. AKTUAL/Tino Oktaviano
Menkeu Sri Mulyani berbincang dengan Ketua OJK Muliaman D Hadad saat rilis stabilitas keuangan Indonesia, Jakarta, (3/2). KSSK merilis kondisi stabilitas sistem keuangan Indonesia hingga akhir tahun 2016 dalam kondisi normal. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencermati sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi stabilitas sistem keuangan dari sisi eksternal dan domestik pada 2018.

“KSSK masih melihat adanya tantangan dan risiko dari eksternal dan domestik,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam menyampaikan hasil rapat berkala KSSK di Jakarta, Selasa (23/1).

Ikut hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.

Sri Mulyani menyampaikan tantangan dari sisi eksternal adalah rencana lanjutan dari kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate), normalisasi neraca dari Bank Sentral AS maupun normalisasi moneter negara maju.

Selain itu, tantangan eksternal lain yang bisa memengaruhi stabilitas sistem keuangan adalah moderasi pertumbuhan ekonomi China serta dinamika konflik geopolitik di berbagai wilayah.

Dari sisi domestik, tantangan tersebut antara lain dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap laju inflasi atau subsidi, aliran dana non-residen pada pasar keuangan dan tingkat permintaan kredit yang belum sepenuhnya pulih.

“Kemudian, persepsi pasar terhadap kondisi politik menjelang Pilkada serentak pada 2018 dan Pilpres 2019 serta perkembangan mata uang virtual ‘cryptocurrency’ termasuk bitcoin,” tambah Sri Mulyani.

Ia memastikan KSSK akan terus mendorong sinergi kebijakan dan reformasi struktural yang diperlukan untuk memelihara dan mengantisipasi stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi.

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga menyampaikan hingga akhir 2017 kondisi stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan tetap terkendali untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh membaiknya ketahanan ekonomi.

Kondisi tersebut ditandai oleh tingkat inflasi yang rendah, neraca transaksi berjalan yang sehat, aliran masuk modal asing yang stabil, nilai tukar rupiah yang terjaga dan cadangan devisa yang kuat.

“Selain itu, terdapat kebijakan fiskal dengan defisit anggaran dan ‘primary balance’ yang rendah dari target APBNP 2017, kinerja perbankan dan pasar modal yang baik, tren peforma SBN yang positif, kecukupan dana penjaminan simpanan dan persepsi investor yang positif,” ujar Sri Mulyani.

Untuk menjaga momentum ini, tambah dia, KSSK akan mengoptimalkan bauran kebijakan dari fiskal, moneter, makro dan mikroprudensial serta pasar keuangan dari tantangan yang dapat menganggu kesinambungan stabilitas sistem keuangan.

Rapat berkala yang berlangsung pada Senin malam (22/1) ini juga membahas rencana KSSK pada 2018 meliputi pengkajian implementasi peraturan pelaksanaan UU PPKSK serta pelaksanaan simulasi penanganan krisis sistem keuangan.

Pembahasan rapat berkala ini juga mencakup operasionalisasi sekretariat KSSK serta peningkatan kapasitas pegawai antara lain melalui program pertukaran pegawai antarlembaga anggota KSSK.

Menurut rencana, KSSK yang beranggotakan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan akan kembali melakukan rapat berkala pada April 2018.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara