Tren melemah rupiah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia menyebutkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Selasa yang sempat menyentuh Rp13.600 per dolar AS hanya dinamika jangka pendek, karena sentimen pelaku pasar setelah perbaikan data perekonomian Amerika Serikat.

Bursa Saham AS Kembali Anjlok, Harta 500 Orang Terkaya Dunia Kembali Tergerus Rp1.539 T

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo saat dihubungi di Jakarta, Selasa (6/2), meyakini depresiasi tersebut bersifat dinamika jangka pendek, karena tidak ada perubahan yang signifikan di kondisi makro ekonomi global.

“Sementara itu fundamental perekonomian domestik tetap solid,” ujar dia.

Dody menjelaskan dalam beberapa hari terakhir memang terjadi sedikit gejolak di pasar keuangan. Perbaikan data perekonomian AS khususnya data ketenagakerjaan menyebabkan kenaikan ekspektasi inflasi, naiknya imbal hasil obligasi AS,dan pelemahan di pasar saham.

“Sejalan dengan itu nilai tukar dolar AS menguat secara global, yang juga berdampak terhadap melemahnya nilai tukar rupiah sejalan mata uang emerging market lainnya,” ujar dia.

Ke depannya, kata Dody, kondisi fundamental ekonomi dimestik juga akan membantu menjaga stabilitas nilai tukar. Pengumuman pertumbuhan ekonomi kuarta IV 2017 yang sebesar 5,19 persen dan sepanjang 2017 secara kumulatif 5,07 persen (yoy) akan menambah optimisme prospek pertumbuhan ekonomi ke depan.

“Bank Sentral siap berada di pasar apabila diperlukan untuk melakukan langkah2 stabilisasi,” ujar dia.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah sebesar 11 poin menjadi Rp13.530 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.519 per dolar Amerika Serikat (AS).

Di pasar spor, pada Selasa siang, rupiah sempat melemah ke Rp13.621.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan adanya optimisme pemerintah terhadap ekonomi nasional pada 2018 ini yang dapat tumbuh mencapai 5,4 persen diharapkan dapat menahan depresiasi rupiah lebih dalam.

“Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis ekonomi nasional pada 2018 masih bisa tumbuh sesuai proyeksi yaitu 5,4 persen,” katanya.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara