Cirebon, Aktual.com – Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Arifianto Sp.A. mengatakan, orang tua harus memahami efek pascaimunisasi yang terjadi pada anak sebelum melakukan vaksinasi guna mencegah kecemasan dan salah pemahaman.
“Seharusnya sebelum divaksinasi orang tua diinfokan terlebih dulu tentang vaksin dan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) agar tidak menimbulkan kekhawatiran,” kata Arifianto di Cirebon, Rabu (7/2).
Dia menyatakan ada baiknya petugas yang memberikan vaksin menginformasikan mengenai KIPI, termasuk kategori KIPI ringan dan berat yang mungkin terjadi pada anak pascaimunisasi.
“Demam, bengkak di tempat suntik itu KIPI ringan, tapi itu hal yang wajar,” kata Arifianto. Sementara kategori KIPI berat ialah yang menimbulkan efek kejang, pingsan, perawatan, atau hingga meninggal.
“KIPI berat setelah imunisasi masuk ICU lalu meninggal, itu ada. Tapi kasusnya sangat langka, satu banding satu juta,” kata Arifianto mengacu pada kasus KIPI di luar negeri.
Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinis Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar mengatakan perusahaan produsen vaksin di Indonesia tersebut tetap memantau produk vaksin saat dilakukan imunisasi apabila terjadi KIPI.
Bio Farma menerima laporan KIPI dari tempat pelayanan imunisasi dan masyarakat untuk selanjutnya diteruskan pada Komnas KIPI dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan untuk dilakukan investigasi.
Novilia menyebutkan mayoritas KIPI yang terjadi ialah KIPI ringan. Namun untuk beberapa kasus KIPI yang menyebabkan sakit disebabkan karena adanya faktor lain seperti riwayat penyakit atau alergi pada anak yang diimunisasi.
Novilia menegaskan hingga saat ini belum pernah ada kasus KIPI yang disebabkan oleh kualitas vaksin Bio Farma.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: