Sejumlah anak-anak bermain banjir yang berada di kampung Bayur di RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Minggu (26/2/2017), kembali terendam banjir. Air yang menggenangi kawasan tersebut setinggi lebih dari 30 centimeter, diduga akibat dari kali sunter . Namun sejumlah anak-anak terlihat senang memanfaatkan banjir untuk bermain air. AKTUAL/Munzir
Sejumlah anak-anak bermain banjir yang berada di kampung Bayur di RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Minggu (26/2/2017), kembali terendam banjir. Air yang menggenangi kawasan tersebut setinggi lebih dari 30 centimeter, diduga akibat dari kali sunter . Namun sejumlah anak-anak terlihat senang memanfaatkan banjir untuk bermain air. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Banjir sudah lama menjadi salah satu permasalahan di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan terus terjadi tanpa peduli siapa yang saat itu sedang menjabat sebagai gubernur.

Banjir, sebagaimana bencana yang lain, memang tidak bisa diajak berkompromi secara politik, meskipun akan selalu menjadi komoditas politik.

Banjir, dan bencana lain yang diakibatkan ulah manusia, seolah-olah hanya bisa dihadapi setiap tahun dan akan terus menghantam Gubernur DKI Jakarta, siapa pun yang sedang menjabat.

Tercatat beberapa kali kejadian banjir yang menyebabkan kerugian cukup besar, baik materiil maupun jiwa.

Pada 2007, Jakarta dan sekitarnya dihantam banjir sejak 1 Februari malam. Hujan lebat yang berlangsung sejak 1 Februari sore hingga 2 Februari menyebabkan volume air di 13 sungai yang melintasi Jakarta dan berhulu di Bogor, Puncak dan Cianjur itu meluap.

Sistem drainase yang buruk ditambah air laut yang sedang pasang menyebabkan hampir 60 persen wilayah Jakarta terendam banjir. Di beberapa lokasi, banjir mencapai kedalaman hingga lima meter.

Banjir pada 2007 itu lebih luas dan menyebabkan korban jiwa lebih banyak dibandingkan bencana serupa pada 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas dalam waktu 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit.

Kerugian materiil akibat perputaran bisnis yang terhenti diperkirakan mencapai Rp4,3 triliun. Warga yang mengungsi hingga 7 Februari 2007 mencapai 320.000 orang.

Banjir yang terjadi saat Gubernur Sutiyoso menjabat itu menyebabkan banyak jalan yang rusak. Diperkirakan 82.150 meter persegi jalan di seluruh Jakarta rusak ringan sampai berat. Kerusakan yang terjadi mulai dari lubang kecil dan pengelupasan aspal sampai lubang-lubang yang cukup dalam.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby