Ramallah, Aktual.com – Pejabat senior Palestina Mohamed Ishtayeh, mengatakan negaranya sangat tertarik dengan proses perdamaian yang sungguh-sungguh di Timur Tengah. Pernyataan ini menanggapi ucapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan Palestina “tidak tertarik” pada proses perdamaian.
“Palestina menginginkan proses perdamaian yang serius yang mengakhiri pendudukan militer Israel dan mengembalikan mereka hak sah mereka,” kata pria yang juga mantan perunding perdamaian dengan Israel itu, seperti diberitakan Xinhua, Selasa (13/2).
Lebih lanjut Ishtayeh, yang juga menjabat sebagai anggota Komite Sentral Partai Presiden Palestina Mahmoud Abbas itu mengatakan, Palestina bersedia ketika ada keseriusan dalam proses politik yang memiliki pilihan yang jelas dengan dasar keabsahan internasional dan hukum internasional, dan dengan penengah yang jujur serta keterlibatan internasional.
Ishtayeh menekankan keadaan yang tak pernah diterima oleh Palestina “ialah pergi ke proses perdamaian yang menjadi jembatan bagi Israel untuk menyalurkan dan mendiktekan proyek perluasan permukimannya dan melanjutkan pendudukan militernya atas tanah Palestina”.
“Kami telah berulangkali berusaha selama bertahun-tahun belakangan jalur yang ditaja AS dalam perundingan perdamaian bilateral, dan setiap kali, pembicaraan ini gagal … masalahnya selalu tak ada penengah yang adil dan tak ada mitra perdamaian Israel yang sejati,” kata Ishtayeh.
Ia menyatakan Pemerintah Israel saat ini di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu “bukan mitra dalam jalur perdamaian politik, sebab itu adalah pemerintah pemukim yang tak ingin mengakhiri pendudukan militer atas wilayah Palestina”.
Ishtayeh mengomentari pernyataan yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump dalam satu wawancara yang disiarkan di harian Israel, Israel Hayom. Trump menuduh Palestina bahwa saat ini “mereka tak memiliki keinginan dan minat untuk mewujudkan perdamaian”.
Dalam wawancara dengan harian Israel tersebut, Trump juga mengatakan, “Kami menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi untuk mengajukan gagasan perdamaian kami, tapi saya masih tak melihat Palestina benar-benar berusaha untuk mewujudkan perdamaian.” Ditambahkannya, ia tidak yakin bahwa Israel bertekad untuk mencapai perdamaian, dan kedua pihak mesti membuat konsesi.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: