Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika (Aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia menyebutkan nilai tukar rupiah melemah sebesar 1,76 persen selama Februari 2018 (month to date) terhadap dolar AS karena ekspektasi pelaku pasar yang memindahkan dananya setelah publikasi data perbaikan ekonomi Amerika Serikat.

“Di Februari 2018, rupiah berbalik melemah setelah data ekonomi di AS terbit, seperti data sektor tenaga kerja menguat, inflasi, dan juga penurunan pajak,” kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam jumpa pers Rapat Dewan Gubernur BI edisi Februari 2018 di Jakarta, Kamis (15/2).

Oleh karena perbaikan data ekonomi AS yang memicu dana masuk ke negeri Paman Sam itu, imbal hasil obligasi AS (US Treasury) juga meningkat dari 2,2 persen ke 2,9 persen.

Adapun depresiasi rupiah 1,76 persen tersebut menurut data BI, hingga 9 Februari 2018. Pelemahan rupiah itu, kata Mirza, semata-mata karena dinamika ekonomi global, bukan disebabkan fundamental ekonomi domestik.

Selain rupiah, rubel Rusia juga melemah 3,8 persen, Lira Turki melemah 1,8 persen, Real Brazil melemah 3,4 persen, Dolar Singapura melemah 1,3 persen, dan Won Korea Selatan melemah 1,4 persen.

“Adjustment di pasar berdampak pada kurs hampir di seluruh dunia. Kurs kemudian melemah terhadap dolar. Jadi, dolar melemah di Januari, Februari menguat,” ujarnya.

Dengan ekspetasi pemulihan ekonomi AS, pelaku pasar juga mengubah perkiraan kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve menjadi empat kali tahun ini dari tiga kali.

Pada Kamis sore ini, kurs rupiah antarbank bergerak menguat sebesar 94 poin menjadi Rp13.535 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.629 per dolar AS.

Penguatan itu karena data Bank Indonesia yang memutuskan mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4,25 persen.

“Keputusan Bank Indonesia itu sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar uang di dalam negeri,” kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan bahwa dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah seiring sentimen rendahnya pembelian obligasi Amerika Serikat oleh Tiongkok dan Jepang.

Di sisi lain, lanjut dia, pergerakan mata uang rupiah juga seiring dengan prediksi pasar terhadap data neraca perdagangan bulan Januari 2018 yang akan mencatatkan surplus.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (15/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.570 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.657 per dolar AS.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: