Jayapura, Aktual.com – Manajemen PT PLN (Persero) berencana membangun sejumlah pembangkit di Provinsi Papua dan Papua Barat dengan total kapasitas daya mencapai 1.076 megawatt (MW).
General Manager PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Papua-Papua Barat Hendrison Lumbanraja, di Jayapura, menjelaskan rencana tersebut sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang sebagian masuk dalam program 35 Gigawatt (GW) yang dicanangkan Presiden Jokowi.
“Sudah ditetapkan dalam RUPTL, PLN akan membangun pembangkit dengan jumlah 1.076 sampai dengan 2026 mw. Namun, untuk 486,6 MW awal yang merupakan salah satu program dari 35 GW akan kita selesaikan tahun depan,” ujarnya.
Tahun ini, pembangunan pembangkit di beberapa titik seperti di Biak, Merauke, Serui dan lainnya.
Sementara General Manager PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) Yohanes Sukrislismono, mengatakan kini PLN tidak lagi defisit daya di 6 unit kerja, yaitu di Jayapura, Timika, Biak, Manokwari, Sorong, dan Merauke).
Pembangunan infrastruktur kelistrikan terus dilakukan PLN baik di kota besar maupun di pedesaan yang ada di Tanah Papua.
Ia menegaskan masih terjadinya pemadaman listrik di wilayah Jayapura dikarenakan adanya pemeliharaan atau gangguan pada sistem kelistrikan.
“Gangguan sudah menurun sebesar 50 persen dari sebelumnya. Dan kami mengajak para pelanggan potensial apabila ingin dilayani dengan keandalan yang lebih tinggi, kami pun menawarkan pelayanan premium. Pelayanan tersebut sudah kami lakukan di Merauke,” kata dia.
Yohanes menginginkan dengan terus dilakukannya pembangunan pembangkit di sejumlah daerah dapat memancing masuknya investor yang bisa mendorong bertumbuhnya industri di Papua dan Papua Barat.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia menyebutkan sektor industri di Papua hingga saat ini tidak berkembang karena tidak mencukupinya pasokan energi listrik.
“Tidak akan pernah industri di Papua berkembang baik selama listriknya tidak ada. Listrik kita di Papua untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja mati-mati terus,” katanya.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara